Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Akibat Pasang Susuk: Uang Membuat Yani Kalap (Part 3)
16 Oktober 2020 14:41 WIB
Tulisan dari Didit Galaraka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat Pasang Susuk: Uang Membuat Yani Kalap
***
Proses pasang susuk pun dimulai. Susuk itu dipasang hampir di setiap bagian lekuk wajahnya. Singkat cerita akhirnya proses pasang susuk pun selesai dengan menyisakan sedikit rasa dilema bagi Yani yang berusaha dia abaikan dan bersikap itu hal biasa saja. Uang sudah membuatnya kalap. Tidak ada lagi rasa kehormatan di pandangannya.
ADVERTISEMENT
Susuk itu bekerja dengan baik dan melambungkan kembali namanya di Mekar Ayu. Epul pun senang dan memposisikan kembali Yani sebagai sinden utama dan yang terjadi kepada Yani tidak terjadi kepada Sekar. Sekar menerima keputusan Epul dan menghormati Yani sebagai seniornya dan Sekar menikmati itu.
Setelah pasang susuk itu Yani menjadi peka terhadap hal-hal mistis. Bahkan ketika manggung dia sering melihat kuntilanak berseliweran diatas panggung atau bahkan sering melihat manusia berkepala babi berkeliaran di sekitaran panggung. Hal itu dibuat biasa oleh Yani karena itu sudah disampaikan oleh abah dukun sebagai efek samping jika dia memakai susuk. Yani pun sering bermimpi didatangi sosok cantik yang kadang-kadang berubah menjadi sangat mengerikan dengan mulut penuh darah dan pembalut di tangannya.
ADVERTISEMENT
Karir Yani semakin memuncak sampai-sampai dia bisa membelikan rumah yang baru bagi ibunya dan menguliahkan Sandi di salah satu Universitas di Kota Bandung. tepat sebulan setelah membeli rumah barunya Yani mengalami kecelakaan tertabrak motor yang melaju sedikit cepat ketika dia hendak menyebrang. Stang motor menghantam perut Yani yang membuat Yani terpental sekitar 3 meteran. Tidak ada luka yang parah memang namun itu berefek 2 minggu setelahnya.
Yani merasakan sakit yang luar biasa di perutnya yang mengakibatkan muntah darah. Melihat itu Bu Esih bergegas membawa Yani di rumah sakit untuk dirawat. Yani mengalami pendarahan hebat di perutnya sehingga membuatnya koma selama 2 minggu. Semua tindakan sudah dilakukan tim dokter untuk menolong nyawa Yani dan semua biaya pengobatan di rumah sakit ditanggung oleh hasil Yani manggung. Setelah 2 minggu itu Yani tersadar dan bisa dibawa pulang meski kondisinya belum seratus persen pulih.
ADVERTISEMENT
Seringkali Yani memaksakan diri untuk tetap manggung karena dalam benaknya dia harus bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Epul pun menyarankan Yani untuk beristirahat sampai kondisinya benar-benar pulih dan tetap dibayar meskipun dengan konsekuensi penghasilannya dipotong. Namun Yani menolak dia tetap memaksakan dirinya sampai suatu ketika Yani sedang manggung di daerah dekat rumahnya, di atas panggung Yani mendadak pingsan. Semua kru Mekar Ayu panik dan membawa Yani ke rumahnya yang memang kebetulan tidak jauh dari area panggung. Setelah sekian lama dalam kondisi tak sadar, semua orang yang datang dikagetkan dengan Yani yang mendadak terbangun dengan kondisi mulut yang menganga dan mata melotot. Urat-urat matanya terlihat jelas memerah mengerikan seakan mau keluar dari kelopaknya. Bu Esih panik dan segera mengabari Sandi yang sedang berada di Bandung untuk segera pulang kampung.
ADVERTISEMENT
Yani seperti sekarat terus dalam kondisi begitu. Bu Esih sigap memanggil seorang pemuka agama di daerahnya karena dia yakin Yani sudah berada dalam penghujung hidupnya.
“Astagfirullooh, ada banyak susuk di wajah Yani ini”. Kata Pak Jaman seorang pemuka agama yang dipanggil oleh Bu Esih.
Bu Esih lalu menangis histeris seakan tak percaya. Epul pun tak percaya mendengar informasi itu. Dia hanya beranggapan bahwa Yani telah berhasil mengembalikan performanya karena telah berhasil berjuang dari keterpurukannya akibat bermasalah dengan Opik.
“keluarin aja pak susuknya, kasian anak saya”. pinta Bu Esih.
Pak Jaman menuruti permintaan Bu Esih itu. Setiap satu susuk yang dicabut mata Yani semakin akan keluar dari kelopaknya dan Pak Jaman berkata, “jin-nya bereaksi, dia lagi meringis kesakitan di atas lemari itu”. Sambil menunjuk ke arah lemari di pojok ruangan. Memang di pojok ruangan terdapat lemari baju yang lumayan besar dan sedari tadi Epul berada disana memang merasakan merinding yang hebat. Bu Esih terus membimbing Yani agar bisa mengucapkan dua kalimat syahadat. Tapi mulut Yani seakan terkunci dalam kondisinya yang menganga. Yani tidak bisa mengucapkan dua kalimat syahadat sampai akhirnya semua susuk dikeluarkan dan Yani menghembuskan nafas terakhirnya.
ADVERTISEMENT
BERSAMBUNG...
Subscribe untuk mendapatkan notifikasi cerita selanjutnya !!!
Bagi yang ingin membawakan cerita ini di Channel Youtube, dengan senang hati kami persilahkan dengan catatan mencantumkan sumber cerita ke channel youtube "Podcast Horor Demit"