Hantu Jepang (Sebuah Penantian) Part 2

Didit Galaraka
KKN Desa Penari memang salah satu cerita horor yang menyeramkan. Tapi, cerita lain dari podcast horor demit tidak kalah seram. Simak cerita-cerita horor mencekam lain di collection ini dan jangan lupa subscribe untuk dapat notifikasi story terbaru.
Konten dari Pengguna
4 Agustus 2020 10:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Didit Galaraka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hantu Jepang (Sebuah Penantian) Part 2
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dia lagi berdiri, perawakannya biasa aja ga pendek ga tinggi, badannya agak kurus, kulitnya putih, umurnya sekitar 50 tahunan, dia pake kaus oblong warna putih bawahan celana selutut, namanya Pak Oki.
ADVERTISEMENT
Matanya terus natap ke arah gue. dari matanya gue inget ada perasaan sedih ketika setiap kali dia ngeliat gue. matanya agak sedikit berkaca-kaca.
Dia manggil nama gue "Nak sini !"
Gue nyamperin dong
Gue "Ya pak?"
Pak Oki "Ayo pulang nak! Mama sudah nunggu"
Gue heran, yaa ini kan gue mau pulang. Ya gue bilang aja "Iya pak ini juga kan mau pulang."
Pas gue mau belok ke arah kontrakan gue, Pak Oki bilang "Rumah mu di sini nak."
dia nunjuk ke rumah gedong itu sambil terus menatap sedih ke arah gue.
"Bukan pak, rumah May di situ," jawab gue sambil nunjuk ke kontrakan.
Karena waktu udah sore, gue lantas lari ninggalin Pak Oki sendirian di depan rumah gedong itu. Ketika gue sampe ke pintu kontrakan, gue liat Pak Oki masih menatap gue sedih.
ADVERTISEMENT
Besok harinya gue berangkat sekolah. kaya biasa gue ngeliat ibu-ibu ART (sebut aja Mba Inah) yang lagi bersih-bersih di halaman rumah gedong dan Pak Oki yang masih natap gue dari atas kursi goyang di pojokan rumah.
Siangnya waktu gue pulang, Pak Oki udah stay di depan gerbang rumahnya, dari jauh dia tetep menatap gue sedih. Pas gue lewat tepat di depan dia, Pak Oki langsung lari ke arah gue terus meluk gue erat-erat. Sambil sesekali dia ngomong "Sudah lama ayah nunggu. ayo nak kita pulang!! mamamu sudah menunggu di rumah."
gue keheranan sambil menahan rasa sesak dari pelukan Pak Oki, gue berontak dan ngerasa kalo Pak Oki ini adalah orang gila.
ADVERTISEMENT
gue langsung lari ke kontrakan gue. Pintu langsung gue tutup lagi. ibu gue yang ada di dapur heran liat gue buru-buru masuk rumah.
Ibu: "Kenapa May?"
Gue : "Hmm. itu bu ada orang gila tadi meluk-meluk May."
Ibu gue lalu ke luar rumah dan dia ga nemuin siapa-siapa
Ibu: "Mana ga ada siapa-siapa ? Mungkin orang gilanya udah pergi."
Gue liat ke luar dan memang Pak Oki udah ga ada di sana, di kursi goyangnya pun dia ga ada.
Singkat cerita hari minggu paginya gue berniat main lagi ke rumah Ira. di sana gue cuma liat Mba Inah. gue ga liat Pak Oki.
Penasaran gue perhatiin di sekitar kursi goyangnya dan memang Pak Oki ga ada di sana. Mba Inah yang liat gerak gerik gue nyamperin ke arah gerbang
ADVERTISEMENT
Mba Inah: "Kamu nyari siapa?"
Gue: "Pak Oki nya ga ada ya mba?"
Mba Inah terdiam. dengan nada yang sedikit terbata-bata dia bilang "Ayo ikut mbak ke dalam rumah." Karena penasaran, gue ikutin aja. Di dalam rumah itu banyak banget pernak-pernik hiasan yang dipajang di lemari pajangan. dinding rumah itu juga banyak foto-foto. (Bersambung)