Hantu Jepang (Sebuah Penantian) Part 4 (TAMAT)

Didit Galaraka
KKN Desa Penari memang salah satu cerita horor yang menyeramkan. Tapi, cerita lain dari podcast horor demit tidak kalah seram. Simak cerita-cerita horor mencekam lain di collection ini dan jangan lupa subscribe untuk dapat notifikasi story terbaru.
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2020 9:41 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Didit Galaraka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ayah gue lanjut ngejelasin. Pak Oki itu orang jepang asli. tapi dia udah lama tinggal di Indonesia dan menikah dengan cewek Indonesia. dia tinggal di rumah itu. dia juga punya anak cewek satu-satunya yang katanya anak itu hilang karena diculik. nama anaknya itu Chika.
ADVERTISEMENT
dari kejadian hilangnya Chika itu, Pak Oki emang selalu duduk di kursi goyang sambil kadang-kadang ngeracau sendiri. sampai akhirnya dia stress dan gila.
istrinya selalu mengurus Pak Oki dengan kasih sayang. dan istrinya setia sampai Pak Oki meninggal dalam kondisinya yang begitu
istrinya terpukul banget. setelah kehilangan anaknya, dia kehilangan suaminya juga. dia memutuskan menjadikan halaman belakang rumahnya sebagai pemakaman untuk Pak Oki.
istri Pak Oki memutuskan pulang ke kampung halamannya di kota Garut. katanya disana dia sudah memulai hidup yang lebih baik.
denger itu semua, gue ngedadak lemes. karena ga percaya sama apa yang gue liat dan alami. ternyata selama gue dikontrakan itu, apa yang gue liat setiap pagi, orang-orang itu kenyataannya ga ada.
ADVERTISEMENT
dan ternyata, apa yang gue liat itu, diliat juga sama ayah gue. tapi bedanya, sosok Mba Inah nunjukin rupa aslinya ke ayah gue. yaitu sosok kuntilanak dengan pakaian lusuh, rambut acak-acakan dan selalu tersenyum ketika ayah gue lewat.
ayah gue emang nyimpen itu semua supaya kita, anak dan istrinya ga takut. karena memang kuntilanak itu ga ganggu.
setelah gue tau kenyataan itu semua, selama gue masih ngontrak disana, setiap pagi berangkat sekolah, gue masih melihat Mba Inah dan Pak Oki di rumah itu. tapi gue mempercepat langkah gue dan gue tundukin pandangan gue, supaya cepet-cepet ngelewatin mereka.
pulangnya juga sama. gue masih ngeliat Pak Oki berdiri di depan gerbang. melihat itu, gue langsung lari kenceng banget buat sampe ke kontrakan dan buru-buru gue tutup pintu.
ADVERTISEMENT
mungkin ayah gue sadar kalo gue kerasa keganggu dengan melihat kehadiran mereka. jadi ayah gue memutuskan untuk pindah lagi kontrakan.
di kontrakan-kontrakan selanjutnya emang masih banyak gangguan yang secara pribadi gue terima. tapi seiringnya waktu gue udah ngerasa biasa aja.
sampe keadaan ekonomi keluarga kita yang meningkat, kita semua beli rumah untuk memulai hidup baru tanpa harus pindah-pindah kontrakan lagi.
sekian mungkin itu dulu cerita gue waktu kecil. sebenernya masih banyak cerita-cerita gue yang lainnya. tapi itu dulu lah yaaa wkwk. bye.