Kenapa Pembangunan Infrastruktur Diperlukan?

Konten dari Pengguna
17 Mei 2018 21:35 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pijak Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembangunan Infrastruktur di Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan Infrastruktur di Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kita sering menonton di televisi tentang pembangunan infrastruktur yang masif di berbagai daerah di Indonesia. Tetapi apakah manfaat dari pembangunan infrastruktur yang besar-besaran tersebut? Apa hubungan antara pembangunan infrastruktur dengan kemajuan ekonomi? Mengapa jika ingin membuat harga barang murah dan merata kita harus membangun infrastruktur pendukung? Semua pertanyaan di atas dapat dijelaskan dengan suatu teori: economics of scale atau ekonomi skala.
ADVERTISEMENT
Pergerakan ekonomi tidak bisa lepas dari pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur nantinya akan menggerakkan roda perekonomian menjadi lebih baik. Pada zaman dahulu kala, setiap orang bertani untuk dirinya sendiri sehingga tiap orang dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
Sejak manusia bisa memproduksi lebih banyak barang pertanian, maka barang yang diproduksi melebihi barang yang dibutuhkan. Surplus inilah yang kemudian bisa dijual untuk mendapatkan kebutuhan barang yang lainnya. Sejak tiap orang tidak perlu bertani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka orang tersebut dapat fokus untuk memproduksi barang yang lain. Sistem saling melengkapi inilah yang membentuk ekonomi.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang membentuk harga terutama harga komoditas? Secara garis besar yang membentuk harga adalah bahan dasar, proses pengolahan, dan transportasi ke pengguna. Harga komoditas sangat bergantung kepada tiga aspek tersebut. Untuk menyederhanakan pemahaman, maka hubungan antara ekonomi dan infrastruktur yang kita bahas hanya pada aspek transportasi saja.
ADVERTISEMENT
Economics of scale sebenarnya sering kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah Anda membeli makanan dengan layanan pesan antar atau dengan ojek daring? Harga total yang anda bayarkan adalah harga makanan ditambah dengan ongkos kirim. Contoh saja harga makanan Rp20.000 dan ongkos kirim Rp 10.000. Maka total harga yang anda bayarkan adalah Rp 30.000.
Jika anda memesan bersama teman anda, maka total harga makanan adalah Rp 40.000 dan ongkos kirim tetap Rp 10.000. Kita lihat bahwa biaya yang dikeluarkan tiap orang menjadi semakin sedikit yaitu Rp 25.000. Inilah contoh sederhana dari pembentukan harga komoditas. Contoh lain adalah jika Anda ingin mengirim semen dengan menggunakan mobil box tentu akan lebih mahal daripada anda mengirim dengan menggunakan kapal tongkang. Kapal tongkang pun akan lebih mahal daripada kapal kontainer.
ADVERTISEMENT
Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki infrastruktur pelabuhan yang baik. Dwelling time (waktu proses untuk bongkar muat barang) relatif cepat sehingga pemilik kapal dan pemilik kargo dapat menghemat biaya dengan signifikan. Peralatan yang terdapat pada pelabuhan-pelabuhan di Singapura pun sangat lengkap dan canggih, sehingga proses logistik menjadi cepat.
DHL, salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang kargo dan logistik memiliki sarana dan prasarana yang luar biasa besar. Mereka membangun DHL Superhub di Cincinnati, Amerika Serikat. Superhub ini merupakan infrastruktur untuk menyortir barang dengan cepat agar dapat langsung dikirim hari itu juga. Bayangkan jika DHL superhub tidak dibangun, maka proses sortir barang akan menjadi lambat dan menimbulkan kenaikan harga.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa hubungan infrastruktur dengan kelancaran transportasi barang tersebut? Secara garis besar, infrastruktur transportasi dibagi menjadi empat bagian, yaitu jalan, jalan rel, pelabuhan, dan bandar udara.
Jika ingin transportasi lancar, maka bangunan-bangunan pendukung harus dibuat untuk mengakomodasi kendaraan-kendaraan besar tersebut. Kapal kontainer besar tidak dapat merapat pada pelabuhan yang kecil. Ia membutuhkan pelabuhan yang besar dengan prasarana yang mendukung agar bisa merapat dan membawa logistik.
Truk kontainer besar tentu saja akan kesulitan bahkan tidak bisa melalui jalan kecil. Sehingga, apabila kita menginginkan barang dikirim dengan jumlah banyak dengan kendaraan yang besar, maka jalan-jalan harus dibuat besar dan kuat untuk mengakomodasi kendaraan tersebut.
Batu bara pun akan sangat tidak efisien apabila diangkut oleh banyak truk, sehingga batu bara sangat efisien apabila ditarik oleh kereta api, yang kita kenal dengan Kereta Batu Bara Rangkaian Panjang (Babaranjang). Infrastruktur jalan rel dibuat untuk menjangkau berbagai daerah agar distribusi barang tersebut dapat terlaksana dengan baik.
ADVERTISEMENT
Daerah-daerah pegunungan yang terisolasi sangat sulit untuk dibuat infrastruktur jalan, jalan rel, maupun pelabuhan sehingga pembangunan bandara perintis sangat diperlukan untuk menunjang logistik.
Pembangunan bandara yang lebih besar akan memungkinkan pembawaan kargo yang lebih besar, sehingga daerah tersebut dapat terbangun infrastrukturnya. Tentu saja sambil pelan-pelan membuka akses jalan agar kedepannnya bisa lebih efisien lagi.
Pembangunan infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. Bahkan hanya membangun jalan setapak yang bisa dilewati motor, akan memudahkan masyarakat desa dalam membawa barang untuk dijual.
Sebagai penutup, mari kita menghayati kalimat dari Margaret Thatcher: "kamu dan aku berjalan menggunakan jalan dan rel, tetapi ekonomi berjalan dengan infrastruktur".
M. Ali Akbar | PijakID