Asyiknya Bukber PIK-R Syahid, Nadya: Bukber Bermanfaat sambil Bahas Isu Remaja

Foto: dokumentasi pribadi.

PIK-R Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta manfaatkan momen buka puasa bersama untuk membahas isu remaja di Basecamp Cafe Ciputat pada Minggu (02/04/2023).

Kegiatan yang kurang afdal jika tidak dilakukan saat bulan suci Ramadan adalah bukber atau buka bersama. Bukber dilakukan oleh banyak kalangan dan biasanya menjadi momen perekat kebersamaan. Mulai dari kebersamaan dengan alumni satu kelas, kelompok teman dekat, dan organisasi.

PIK-R Syahid turut melakukan kegiatan bukber pada bulan Ramadan tahun 2023 ini. Bukber PIK-R Syahid sangat menyenangkan dan tidak meninggalkan ibadah wajib salat Magrib. Kegiatan bukber ini pun dimaksimalkan dampak positifnya oleh PIK-R Syahid. Selain untuk merekatkan kebersamaan satu sama lain, PIK-R Syahid juga membahas isu remaja untuk melatih kepekaan generasi muda terhadap isu remaja yang ada saat ini. Selain itu, momen bukber ini juga dimanfaatkan untuk belajar materi Genre dan membahas program kerja PIK-R Syahid ke depannya.

Salah satu isu remaja yang dibahas PIK-R Syahid pada momen bukber ini adalah ketidaksukaan remaja untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah atau TTD. Nadya, koordinator bidang pendidik sebaya PIK-R Syahid, memulai topik pembicaraan ini. Nadya merupakan mahasiswa semester 6 program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

"Eh, miris deh. Remaja tuh enggak suka minum TTD, ya. Padahal, TTD itu sangat penting untuk mencegah anemia," kata Nadya.

Mengutip dari situs Halodoc, TTD merupakan tablet salut gula yang mengandung zat besi dan asam folat. Zat besi penting dalam pembentukan hemoglobin di tubuh sehingga dapat membantu mengatasi anemia saat menstruasi, hamil, menyusui, masa pertumbuhan, dan setelah mengalami pendarahan. Asam folat digunakan untuk mengurangi anemia megaloblastik selama kehamilan dan masa pertumbuhan.

TTD sangat berguna dan dibutuhkan oleh remaja, terutama saat menstruasi. Hal ini untuk mencegah anemia. Namun, nyatanya remaja tidak suka mengonsumsi TTD. Setelah Nadya memulai pembicaraan, Nadia, Salvia, dan yang hadir lainnya pada bukber PIK-R Syahid ini turut berpendapat.

"Iya, miris banget. Dari dulu pas masih SMA dan dapat TTD gratis pun teman-teman remaja malas mengonsumsinya. Katanya, rasanya aneh dan bikin mual," kata Nadia.

"Wah, benar tuh kak. Dulu di SMA aku juga begitu. Setelah mendapat TTD gratis, ya dibuang saja. Tidak suka katanya," kata Salvia menambahkan.

Dari pembicaraan ini, dapat diketahui bahwa remaja tidak suka mengonsumsi TTD. Walaupun sebelumnya sudah dijelaskan pentingnya mengonsumsi TTD, tetapi tetap saja, remaja malas mengonsumsinya.

Oleh karena itu, anggota PIK-R Syahid berusaha untuk mengurangi ketidaksukaan remaja pada TTD. Hal ini dilakukan dengan cara memulai dari diri sendiri dan menyosialisasikan pentingnya mengonsumsi TTD seminggu sekali kepada khalayak ramai. Sosialisasi ini dilakukan melalui media sosial Instagram, penyuluhan langsung ke remaja, dan tersembunyi atau persuasif ke kalangan teman dekat sesama remaja yang dilakukan dengan menyisipkan topik ini dalam obrolan.

Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita peka terhadap isu remaja. Tidak terkecuali isu pentingnya mengonsumsi TTD ini. Maka, yuk, kita sosialisasikan pentingnya mengonsumsi TTD seminggu sekali!