Karak Tea: Keramahtamahan dalam Percikan Kapulaga

Pilar Paradewi
Diplomat Indonesia yang suka jajan, jalan-jalan, melamun, dan mencari inspirasi. Generasi 90-an. Peminum kopi dan air kelapa.
Konten dari Pengguna
23 September 2023 11:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pilar Paradewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Eh ini ada aroma apa ya? Kok kayak ada rempah yang aku ngga familiar,” tanya saya setelah mencicip teh susu yang baru terhidang di meja. Namanya: Karak tea, atau teh karak. Warna oranye kecokelatan, disajikan dengan gelas kertas berukuran kecil, sekitar 200ml.
ADVERTISEMENT
“Oh, itu cardamom, alias kapulaga,” jawab teman saya.
Saya makin bingung. Kapulaga? Wah, menarik. Dalam kebingungan, saya terus mencicip berbagai karak tea yang ada di Muscat.
Karak tea biasa dijual di kedai-kedai kecil di penjuru kota hingga kafe yang cukup decent. Harganya pun terbilang murah, hanya sekitar OMR 100-200 untuk gelas kecil hingga OMR 300 untuk gelas yang lebih besar. Dengan kurs hari ini, berarti sekitar Rp4.000 hingga Rp12.000,- tergantung ukuran gelas dan lokasi kedai. Kalau di kafe, harganya sekitar OMR 700-OMR1,4.
Satu-satunya foto karak tea yag tersisa di ponsel saya.
Banyak cara untuk menikmati karak tea. Untuk orang yang bekerja kantoran seperti saya, karak tea bisa dinikmati selepas pulang kerja bersama teman-teman. Karak tea biasa disajikan bersama regag, semacam crepes berukuran tipis, dengan olesan topping pilihan di dalamnya. Bisa juga wrap, shawarma, atau sandwich, tergantung level kelaparan pada saat itu saja, hahaha.
Regag. Crepes tradisional yang biasa dijual di kedai-kedai kopi. Biasa diisi topping pilihan: Nutella, cheese honey, hingga telur.
Karena penasaran, saya pun belajar membuat karak tea sendiri. Biasanya saya bereksperimen di malam hari, lalu saya minum sambil nonton Netflix. Tentu saja, saya tidak punya takaran khusus di setiap pembuatan. Dikira-kira saja.
ADVERTISEMENT
Berikut resepnya untuk sekitar segelas karak tea.
- 2 sdt loose black tea, bisa merek apapun selama tidak ada aroma tambahan
- 200 ml air
- 150 ml evaporated milk
- 3 butir green cardamom, alias kapulaga hijau – digeprek hingga pecah
- 2 sdt jahe bubuk
- 1 sdt kayu manis bubuk
- 3 butir cengkeh
- 3 helai saffron
- Gula
Pertama, rebus air dan semua rempah hingga mendidih. Jika sudah mendidih, lanjutkan perebusan hingga setidaknya 15 menit kemudian. Semakin lama direbus, semakin keluar rasa dan aroma rempahnya, khususnya green cardamom. Trust the process.
Begitu aroma dan rasa sudah sesuai keinginan, masukkan teh hingga terseduh sempurna. Kurang lebih 2-3 menit saja.
ADVERTISEMENT
Terakhir, masukkan evaporated milk hingga air rebusan menjadi foamy dan naik perlahan-lahan sampai permukaan panci. Matikan api, selesai.
Gula bisa dituangkan saat perebusan maupun saat sudah dituang di gelas. Tergantung selera. Sejujurnya, karak tea memang paling nikmat ketika manis.
Untuk sentuhan terakhir, biasanya saya menaburi beberapa helai saffron lagi di gelas.
Kalau nggak mau ribet, karak tea juga dibuat dengan versi instan. Yang paling terkenal, merek Alicafe.
Begitu kembali ke Indonesia, saya sesekali membuat karak tea di rumah. Rasa dan aroma green cardamom yang dulu begitu asing dan membingungkan, sekarang justru menjadi yang saya rindukan. Bagi saya, rasa dan aroma green cardamom menjadi pengingat akan keramahtamahan Oman. Negaranya, kota Muscat-nya, dan orang-orangnya. Di kedai, di café, di rumah, hingga di pasar.
Green cardamom yang masih saya stok di rumah.
ADVERTISEMENT
Padahal di Jakarta banyak sekali penjual teh susu atau milk tea. Dari Thai tea, teh Tarik, hingga bermacam boba. Sayangnya bagi saya, tanpa green cardamom, milk tea seenak apapun akan terasa kurang bernyawa.
Karak tea juga mengingatkan saya akan momen-momen menyenangkan bersama teman-teman di sana. Memang, karak tea selalu menjadi penyerta di saat kami nongkrong bareng sepulang kerja, duduk-duduk cantik di kafe, piknik di taman, di pantai, di pinggir sungai/wadi, di bukit, hingga di atas gunung.
Menariknya, green cardamom ternyata merupakan salah satu rempah termahal di dunia, dengan harga sekitar USD90 per kg. Hal ini karena rangkaian produksi green cardamom yang kompleks dan butuh keterampilan tinggi. Tanpa penanganan yang baik, green cardamom akan ditolak pasar. Entah karena warnanya, aromanya, ukurannya, kematangannya, dan lain-lain. Tak heran si kapulaga hijau ini dijuluki sebagai Queen of Spices.
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, sebungkus kecil green cardamom (20 gram), saya beli dengan harga sekitar Rp30.000,-
Dipikir-pikir, sudah lama juga saya tidak bikin karak tea. Terakhir, waktu sedang kumpul-kumpul di rumah teman. Mereka penasaran, katanya. Siaaap. Dengan senang hati saya buatkan. Kami pun menikmati karak tea sambil ngobrol dan menertawai hal-hal receh.
Kalau suatu hari saya liburan ke Muscat, tentu yang pertama akan saya cari adalah karak tea.