5 Tempat Gokil Wisata di Aceh

1. Pantai Lhok Nga yang Hijau Gila dan Pasir Putihnya

Lhok Nga adalah salah satu tempat wisata di Provinsi Aceh yang begitu menggiurkan. Setiap akhir pekan, daerah ini dipenuhi oleh banyak wisatawan baik dari Banda Aceh, Meulaboh, bahkan dari luar Aceh. Dengan pantai yang biru, Lhok Nga menjadi tempat terfavorite bagi siapa saja yang ingin berselancar di lautan.

2. Singgah di Gunung Geurutee sambil Ngetubruk

Selain Lhok Nga, salah satu tempat yang paling banyak diminati oleh wisatawan loka dan nasional adalah puncak Geurutee. Berada menghadap ke arah laut yang luas dan disungguhi dengan pemandangan pulau-pulau kecil yang berada di tengah birunya laut, membuat suasana saat berada di sana tak akan terlupakan. Tentu, sambil menimkati kopi khas Aceh Barat yang nikmat dan menggoda, yaitu Kopi Tubruk,diminum pakai penyedot minuman. Awas, loh, jangan dihirup saat panas, ya :D

3. Wisata dengan Keturunan Portugis di Lamno

Selesai dari Geururee, jangan ragu melajukan mobil Anda ya ke arah Lamno, Aceh Jaya. Lamno merupakan salah satu kelurahan yang ada di Mukim Lamno, kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, provinsi Aceh, Indonesia. Konon, di salah satu daerah di Kabupten itu banyak keturunan Portugis bermata biru. Kita akan terkagum-kagum melihat warna matanya, berasa sedang bukan di Indonesia. Mau coba?

4. Pulang dari Lamno, Jangan Lupa Singgah di Lampu'uk

Selain Lhok Nga, di sepanjang jalan dari Banda Aceh menuju Lhok Nga kita akan disuguhkan dengan pantai yang panjang dan laut yang biru. Di daerah ini, ada pula pantai Lampu'uk. Saat Tsunami, daerah ini juga luluhlantak dihantam gelombang hingga setinggi batang kelapa. Namun kini, daerah tersebut telah ramai kembali. Orang-orang menghabiskan waktu bersantai dan bertukar pendapat sambil minum kelapa muda khas Lampu'uk.

5. Abis Wisata, Singgah dan Shalat di Masjid Raya Baiturrahman, ya

Setelah selesai berwisata di empat tempat gokil tadi, tak lengkap rasanya saat pulang ke Banda Aceh tidak singgah dan shalat di Masjid Raya Baiturrahman. Sebab, masjid ini adalah sebuah masjid Kesultanan Aceh yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M. Sempat beberapa kali dibakar saat pendudukan oleh Belanda, Masjid ini kembali dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Bahkan, salah satu jendral Belanda, Johan Harmen Rudolf Köhler tewas pada 14 April 1873 dalam peperangan di Masjid ini, ditembak seorang sniper Aceh yang misterius.