Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Eatlah, Tak Mau Kuliner Telur Asin Sekadar Jadi Tren
29 Maret 2018 11:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Pingit Aria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Millenials lulusan luar negeri pasti maunya kerja kantoran, terus jadi kelas menengah ngehek. Eits, pikir lagi! Stereotype semacam itu ga berlaku buat Michael Chrisyanto dan dua temannya, Charina Prinandita, Riesky Vernandes.
ADVERTISEMENT
Millenials lulusan luar negeri pasti maunya kerja kantoran, terus jadi kelas menengah ngehek. Eits, pikir lagi! Stereotype semacam itu ga berlaku buat Michael Chrisyanto dan dua temannya, Charina Prinandita, Riesky Vernandes. Charina Prinandita, Riesky Vernandes.
Ketiganya pernah menempuh pendidikan di Singapura. Di Negeri Jiran pula lah mereka jatuh cinta pada ayam goreng telur asin yang menjadi makanan sehari-hari. Maka saat pulang ke Indonesia, mereka mencoba membuatnya sebagai pengobat rindu.
Merasa cukup percaya diri dengan resep ayam telur asin olahannya, Michael dan kedua kawannya mengumpulkan modal Rp 45 juta untuk membuka gerai pertama Eatlah di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Juni 2016. Dengan menu utama Sambal Chicken Rice, Salted Egg Chicken Rice, dan Salted Egg Dori Rice seharga Rp 35-55 ribu, Eatlah mendapat sambutan positif.
ADVERTISEMENT
Tak perlu waktu lama, Eatlah pun membuka cabang lain di kawasan Kelapa Gading, Grogol, Sunter, Cipete, Bintaro, Depok, hingga Bandung. Kini, Eatlah telah memiliki total 12 cabang. Ayam goreng telur asin pun menjadi tren kuliner Ibu kota. Tapi itu tak cukup, “Kami mau ini menjadi casual food, bukan sekadar tren,” kata Michael di salah satu gerainya di Plaza Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Luasnya jaringan penjualan Eatlah didukung oleh kemitraan mereka dengan Go-Food, layanan pesan antar makanan dari Go-Jek. Michael bilang, rata-rata penjualan gerai Eatlah sekitar 300-400 paket per hari, sekitar 80% di antaranya merupakan pesanan Go-Food.
Eatlah juga terpilih sebagai salah satu Jawara Go-Food untuk wilayah Jakarta. Sebagai ungkapan terima kasih, pada 30 Desember 2017 lalu, Eatlah membagikan 1.000 paket menu untuk para pengemudi Go-Jek yang memesan Go-Food di gerainya.
Selain ‘makanan berat’, Eatlah juga baru meluncurkan produk baru berupa keripik kentang dengan rasa telur asin yang dinamakan Chipslah. Tak hanya secara langsung melalui gerai, penjualan Chipslah juga dilakukan secara online melalui Tokopedia. Bahkan, pemesanan juga dilayani melalui aplikasi chatting WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk promosi, Eatlah banyak memanfaatkan media sosial. Saat ini, jumlah pengikut akun Instagram Eatlah mencapai 40 ribu. Segala kegiatan seperti pembukaan gerai, peluncuran produk, hingga acara outing karyawan diinformasikan di sana. "Dari 3 orang yang bekerja di gerai pertama di Pantai Indah Kapuk, sekarang sudah cukup banyak anggota tim yang bergabung. Kami sangat berterima kasih."
Instagram @eatlahjkt