Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menikmati Makan Malam di Restoran Berbintang Michelin
12 Juli 2018 22:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Pingit Aria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Malam ini saya berkesempatan mencicipi makan malam di restoran Labyrinth yang berpredikat One Star Michelin di Singapura. Negeri yang sekaligus kota ini punya lebih dari 20 restoran yang berpredikat sama.
ADVERTISEMENT
Saya merasa terpanggil untuk menuliskan pengalaman berharga ini, karena di Jakarta belum ada. Atau kalaupun ada, belum tentu sobat misqueenku sanggup beli ya kan? Wong saya saja dibeliin.
Terima kasih DBS... Hehehe
Saya tiba di Labyrinth bersama rombongan sekitar pukul 19.00. Bagian luar restoran tampak biasa saja, kecuali ada plakat merah bintang Michelin 2017. Ruang utama restoran pun tak terlalu besar. Hanya ada tiga meja panjang yang masing-masing menampung belasan orang. Dindingnya dicat hitam dengan lampu-lampu yang ditata menyorot meja makan berlapis linen putih.
Kami dijamu dengan 11 macam sajian atau eleven course menu klasik ala Prancis. Meski, Chef LG Han memberi tema ‘Homage to My Singapore’ untuk karyanya. Daftar ke-11 hidangan itu ada di meja, jadi kami sibuk menebak-nebak seperti apa wujud dan rasanya...
Hidangan pembukanya berupa telur puyuh yang direbus air teh. Selain itu ada wafel dengan bagian tengahnya dilapisi krim yang terbuat dari hati bebek dan selai goji berry. Terdengar aneh? Nantikan menu selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Yang ini namanya “Nasi Lemak” Cheong Fun. Wujudnya kulit ayam yang menggulung gel kuning telur dengan topping ikan bilis seekor. Sama sekali tidak mengandung nasi.
Menu ketiga habis, datanglah “Labyrinth Rojak” yang tadinya saya pikir berupa rujak buah segar. Ternyata salah! Rujak michelin ini seperti tumpukan dedaunan yang diambil sembarangan dari kebun yang diklaim edible. Nyatanya dedaunan ini memang bisa dimakan. Bumbu madu campur kacang dan sorbet di dalamnya bahkan bikin segar.
Kemudian ada sejenis siomay ayam, olahan kepiting, ikan koi, burung puyuh, dan nasi goreng yang porsinya seiprit.
Hidangan penutupnya ada dua macam; es serut rosella dengan potongan buah-buahan, dan satu lagi es krim kaya dengan roti bakar dan sejumput kaviar.
Sebelum makan di sini, saya pikir Singapura itu tetangga dekat, termasuk soal kuliner. Seperti nasi lemak dan nasi uduk. Sekarang saya merasa sebaliknya. Semua yang saya makan tadi membuat Singapura terasa asing dan jauh. Hahaha...
ADVERTISEMENT
Penasaran juga mau mencoba kenikmatan dunia yang sementara? Langsung booking Tiket Pesawat Murah di https://www.tiket.com/pesawat. Nginepnya gampang lah, tinggal Pesan Hotel Online di https://www.tiket.com/hotel.
Pokonya, #TiketKeManapun ya Tiket.com aja. Kali masih ada tabungan sisa mudik kan. ;)