Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Di Balik Layar: Grafik Apple IIc untuk Intro 'Beyond Stranger Things'
28 Oktober 2017 3:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Pinot W. Ichwandardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awalnya dikontak tim Netflix untuk dibuatkan graphic 8-bit di opening acara pendukung serial 'Stranger Things' bernama 'Beyond Stranger Things'. Proses pembuatannya sendiri tidak jauh berbeda dengan apa yang biasa saya lakukan sebelumnya di trailer 'Star Wars: The Last Jedi' dan teaser 'Stranger Things' , dengan menggunakan komputer Apple IIc dan tablet gambar Koala Pad. Dan beberapa disket serta Floppy Emulator untuk menyimpan file di SD card modern.
Namun dalam prosesnya ada tantangan teknis: mereka meminta graphic yang dibuat berukuran 4K. Masalahnya, graphic dari komputer Apple IIc dan software Dazzle Draw hanya berukuran 560 x 384 pixel. Sementara jika dibesarkan di software modern seperti Photoshop, akan merusak proporsi pixel di gambarnya. Sebagai catatan, software graphic modern by default selalu memberikan pixel tambahan agar image terlihat halus atau biasa disebut anti-alias. Komputer generasi lama, tidak mengenal ini karena keterbatasan kemampuan graphic.
Jalan keluarnya adalah membuka file gambar —yang dibuat di Apple— di iMac 4K dengan menggunakan software emulator bernama Virtual ][ http://www.virtualii.com/. Di software ini file gambar dibuka dan di-zoom sebesar ukuran layar iMac, lalu di-screen capture. Hasil screen capture di-export dalam format TGA untuk menjaga kualitas broadcast tim Netflix. Lalu, file dikirim ke mereka untuk diolah lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Ini intronya setelah digarap tim Netflix
Pada bagian Eleven sengaja ditutup logo 'Stranger Things' supaya ngga jadi spoiler. Ini ulasan di artikel Hollywood Reporter.
Bahagia bisa menyelipkan nama Indonesia di end credit sebuah program populer di Netflix.