Konten dari Pengguna

Bab al Bahrain, Menelusuri Tradisi di Tengah Modernitas

Pipit NF
Mom of three. A persistence learner. A strong and adorable substance. A better half of a soulmate.
2 Maret 2019 16:05 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pipit NF tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah tulisan sebelumnya saya membagikan tujuh fakta menarik mengenai Bahrain, kali ini saya akan mengajak pembaca untuk mengunjungi salah satu kawasan tujuan wisata di Bahrain yakni Bab al Bahrain, memasuki lebih dalam Manama Souq dan mengakhiri perjalanan di Haji’s Café.
Bab al Bahrain. Dok: Youtube.com/TourInTheWorld
zoom-in-whitePerbesar
Bab al Bahrain. Dok: Youtube.com/TourInTheWorld
Bab al Bahrain atau Manama Gate
ADVERTISEMENT
Memasuki kota Manama, kita akan melihat bangunan putih bernama Bab al Bahrain atau yang lebih dikenal dengan sebutan Manama Gate. Bangunan yang merupakan hasil karya Sir Charles Dalrymple Belgrave ini selesai dibangun pada tahun 1949 untuk Emir yang berkuasa saat itu.
Bab al Bahrain pada waktu malam (sumber: tripadvisor)
Mungkin kita akan bertanya-tanya, apa fungsi gerbang tersebut di tengah kota? Pada masa tersebut, kawasan Manama merupakan jantung perkembangan ekonomi kota Manama.
Terletak persis di bibir pantai, Manama saat itu sudah terkenal sebagai penghasil mutiara ternama serta merupakan tempat persinggahan serta terjadinya transaksi para pedagang Persia, Gujarat, Afrika, Arab, dan Eropa. Itu sebabnya di kawasan ini kita dapat menemukan mulai dari pasar, pusat keuangan dan bisnis, restoran dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, posisi Bab al Bahrain memang tidak lagi berada di pesisir pantai Manama, akibat reklamasi besar-besaran yang dilakukan oleh Bahrain sejak tahun 1980-an. Garis pantai terdekat berjarak sekitar 2 kilometer dari Bab al Bahrain. Sementara itu, pusat keuangan dipindahkan ke Bahrain Financial Bay yang merupakan kawasan hasil reklamasi.
Pada tahun 1986, Bab al Bahrain ditata kembali untuk menginkorporasi arsitektur Islam ke dalamnya.
Meskipun tidak lagi menjadi pusat ekonomi Manama, di kawasan inilah kita dapat melihat perpaduan yang harmonis perkembangan dunia modern dengan kehidupan tradisional yang masih dipertahankan oleh warga sekitar. Salah satunya adalah ketika perayaan Ashura yang diselenggarakan di sekitar kawasan Bab al Bahrain. Bangunan gedung Bab al Bahrain sendiri saat ini difungsikan sebagai kantor pos dan pusat informasi bagi para wisatawan.
ADVERTISEMENT
Manama Souq
Memasuki kawasan Bab al Bahrain lebih jauh, kita akan mendapati Manama Souq atau Pasar Manama. Di pusat perdagangan terbuka ini kita akan menemukan berjenis-jenis tekstil, kerajinan tangan khas Bahrain, suvenir, kopi, permen-kacang, serta penganan khas Arab, bumbu dan rempah-rempah, parfum, kedai-kedai kopi tradisional sampai dengan gedung khusus tempat berjual beli emas dan mutiara. Hampir seperti kawasan Pasar Baru di Jakarta, namun dengan lebih banyak ragam komoditi dan rasa.
Beragam lampu khas Timur Tengah dijual di Manama Souq (sumber: Yeni Febriliza, IG @febriliza2003)
Mengingat bahwa Bahrain merupakan melting pot kawasan Timur Tengah, di Manama Souq kita dapat dengan mudah menemukan produk-produk kerajinan dari India, Pakistan, Mesir, bahkan Indonesia. Saya menemukan bahwa Manama Souq merupakan tempat yang tepat untuk berburu syal dan selimut Kashmir dengan harga yang jauh lebih miring dibandingkan dengan harga produk serupa di mal ternama di Bahrain.
ADVERTISEMENT
Mencari Abaya, di sini surganya. Para penjahit abaya yang produknya telah merambah ke mal-mal di Bahrain masih mempertahankan toko tua mereka di sini. Tidak usah khawatir untuk menawar, karena semua transaksi dapat dilakukan dengan bahasa inggris.
Bumbu dan rempah-rempah dapat kita jumpai di Manama Souq (sumber: Yeni Febriliza, IG @febriliza2003)
Sebagaimana layaknya pasar, di Manama Souq kita juga dapat mengamati bagaimana para pendatang, baik mereka yang telah menjadi generasi kesekian di Bahrain, atau mereka yang sekadar merupakan wisatawan dan saling berinteraksi.
Dihubungkan dengan jalan kecil atau lorong yang ramai dengan lalu lalang orang, suara, aroma kopi Arab yang khas, rasa dan tekstur yang akan Anda dapat saat mengunjungi Manama Souq dapat membangkitkan atmosfer pasar lama dengan otentisitasnya yang menjadikan pengalaman tersebut menjadi pengalaman yang patut diingat.
ADVERTISEMENT
Untuk benar-benar dapat menghargai karakter dan semangat souq, maka wajib untuk mengunjungi Manama Souq pada waktu malam karena sebagaimana kawasan Arab lainnya, kehidupan sebenarnya baru dimulai pada saat matahari terbenam. Hanya saja, jangan lupa mempersiapkan kamera pastikan selalu mengingat jalan yang dilalui atau landmark yang disepakati bersama, hanya untuk berjaga-jaga jika tersesat atau terpisah dari kelompok.
Haji’s Café
Haji's Cafe (sumber: Yeni Febriliza, IG @febriliza2003)
Puas memutari Manama Souq, kita dapat melepas penat di kedai kopi tradisional yang ada di sekitar. Salah satu kedai kopi tertua di kawasan tersebut adalah Haji’s Café yang juga merupakan restoran keluarga. Disebut sebagai restoran keluarga karena tempat ini menyediakan ruangan khusus untuk pengunjung perempuan.
Meskipun terletak di salah satu lorong utama Manama Souq, tidak banyak yang bisa menemukan tempat ini jika tidak ditemani oleh penduduk lokal atau mereka yang sudah sering kali berkunjung ke sini.
ADVERTISEMENT
Papan di depan Haji’s Café menyebutkan angka 1950, sehingga saya mengasumsikan bahwa tempat ini sudah mulai berdiri sejak tahun tersebut. Mempertahankan tradisinya, dekorasi kafe masih memperlihatkan keaslian bangunan Timur Tengah dengan warna-warna tanah yang khas dan kursi-kursi kayu yang tinggi. Tidak perlu khawatir dengan udara panas Bahrain karena tempat ini juga menyediakan ruangan dengan sistem pendingin.
Meskipun merupakan kedai kopi, Haji’s Cafe tidak hanya menyajikan kopi sebagai menu utamanya. Berbagai menu masakan khas Bahrain terdapat di sini. Yang istimewa, menu yang disajikan berbeda sesuai dengan hari atau waktu makan. Seluruhnya disajikan segar dengan harga yang sangat terjangkau.
Pada saat makan malam, pengunjung dapat menyaksikan secara langsung proses memanggang yang memang dilakukan di luar dapur. Sementara itu, harum roti khas Arab dari tungku pembakaran tradisional serta-merta membangkitkan rasa lapar. Saya jamin, keluar dari sini, Anda akan merasakan perut kenyang dengan hati senang.
ADVERTISEMENT