Konten dari Pengguna

Kanal Tua Semarang: Benteng Melawan Banjir 1990

Puspita Rahma
Saya merupakan seorang pelajar kelas X SMAN 1 Semarang
2 November 2024 18:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Puspita Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semarang, 3 Oktober 2024 – Kisah mistis mewarnai pembangunan dua kanal besar di Semarang pada abad 19, yang bertujuan meredam banjir musiman yang kerap melanda kota ini. Konon, saat proses penggalian kanal, tanah terus longsor hingga akhirnya warga setempat meminta bantuan seorang dukun bernama Ki Sanak.
Banjir Kanal Barat (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir Kanal Barat (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024)
Menurut penuturan Rizky, seorang warga setempat, Ki Sanak kemudian menyuruh pekerja mengambil dua batu besar di samping rumahnya dan menanamnya di lokasi longsor. Ajaibnya, tanah pun berhenti longsor dan pembangunan kanal dapat dilanjutkan. Kanal-kanal ini akhirnya rampung pada tahun 1879 dan menjadi andalan warga Semarang dalam menanggulangi banjir.
ADVERTISEMENT
"hambatan terutama adalah tanah yang digali selalu longsor. Lalu salah satu pekerja memberi usulan untuk meminta bantuan kepada orang pintar yang bernama Ki Sanak," ungkap Rizky saat diwawancarai oleh penulis, Selasa (1/10/24).
Bendungan Banjir Kanal Barat (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2024)
Namun, keajaiban batu keramat itu tak mampu menghentikan bencana banjir sepenuhnya. Pada tahun 1990, banjir bandang menerjang Semarang akibat luapan air dari Ungaran dan Gunung Pati. Ribuan rumah hancur, ratusan nyawa melayang, dan sejumlah wilayah seperti Ringin Pitu, Puspanjolo, Sampangan, dan Semarang Barat terendam banjir setinggi 2-3 meter.
Latimah, salah seorang korban selamat, menceritakan kengerian saat banjir menerjang rumahnya pada dini hari. Air dengan cepat merendam seluruh isi rumahnya.
"Saat saya sedang tidur, tiba-tiba air masuk kedalam rumah dan langsung menenggelamkan seisi rumah," ucap Latiman, pada Rabu (2/10/24), sebagai korban yang selamat dari bencana banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Bencana ini menjadi salah satu bencana banjir paling mematikan dalam sejarah Semarang dan mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.