Konten dari Pengguna

Membaca Semiotika Dalam Simbol Tradisi

Pitut Saputra
Freelance Adventure -Seniman -Penulis -jurnalis Online Media
29 April 2025 15:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pitut Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sebuah sesaji sebelum bersih sungai dimulai || dok foto @pitutsaputra)
zoom-in-whitePerbesar
(Sebuah sesaji sebelum bersih sungai dimulai || dok foto @pitutsaputra)
ADVERTISEMENT
Tradisi bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga sistem komunikasi yang kaya akan simbol dan makna. Dalam semiotika, setiap elemen visual yang muncul dalam sebuah budaya, baik dalam ritual, arsitektur, tekstil, maupun seni, tidak hanya berfungsi sebagai estetika, tetapi juga sebagai penyampai pesan sosial dan filosofis.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara kita membaca simbol tradisi? Apa makna yang tersembunyi di balik corak visual yang sering kita lihat?
Semiotika: Cara Masyarakat Membangun Makna dalam Tradisi
(Seorang ibu sedang menbuat batik di Yogyakarta || dok foto @pitutsaputra)
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dan simbol, bagaimana makna terbentuk dan dipahami oleh suatu komunitas. Setiap warna, pola, dan bentuk dalam tradisi bukan hanya dekorasi, tetapi juga membawa nilai historis dan filosofis.
Warna: Dalam budaya Jawa, merah melambangkan keberanian, putih mencerminkan kesucian, dan emas sering dikaitkan dengan kejayaan.
Pola: Motif Parang dalam batik menggambarkan perjalanan hidup yang penuh perjuangan, sementara Truntum melambangkan kesetiaan dalam cinta.
Bentuk: Janur melengkung dalam pernikahan Jawa bukan sekadar hiasan, tetapi menandai pintu menuju kehidupan baru, simbol restu bagi pengantin.
ADVERTISEMENT
Makna-makna ini tidak muncul begitu saja, tetapi telah berkembang melalui generasi dan interaksi sosial, membentuk corak visual suatu identitas budaya.
Simbol Tradisi: Penyampai Pesan yang Tak Terucapkan
(Gunungan dalam sebuah pementasan Wayang || dok foto @pitutsaputra)
Simbol dalam tradisi memiliki peran yang lebih dalam daripada sekadar estetika. Mereka adalah alat komunikasi, menyampaikan nilai dan keyakinan masyarakat dalam bentuk visual.
1.Gunungan dalam wayang kulit: Melambangkan alam semesta, perjalanan hidup, dan keseimbangan kosmis, menjadi pengingat bahwa manusia harus selalu menuju ke arah kebaikan.
2.Tuwuhan dalam pernikahan adat Jawa: Merupakan lambang kesuburan, keberkahan, dan doa bagi pasangan baru, dengan unsur-unsurnya seperti pohon pisang, padi, dan tebu yang bermakna kesejahteraan.
3.Sesaji dalam ritual tradisional: Bukan sekadar persembahan, tetapi juga simbol permohonan keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.
ADVERTISEMENT
Setiap simbol dalam tradisi menyimpan memori kolektif suatu komunitas, menjaga warisan nilai yang tetap hidup dalam ekspresi budaya.
Identitas Visual sebagai Cerminan Budaya
(Sebuah bangunan joglo di daerah ponggok polanhrjo || dok foto @pitutsaputra)
Ketika simbol dan semiotika berpadu dalam tradisi, mereka membentuk identitas visual yang khas. Inilah mengapa setiap daerah memiliki motif tekstil, arsitektur, dan seni yang berbeda-beda, karena mereka mencerminkan sejarah, kepercayaan, dan filosofi masyarakatnya.
1.Arsitektur rumah adat: Dibangun berdasarkan kepercayaan terhadap harmoni, seperti rumah Joglo yang mengutamakan keseimbangan antara ruang dan energi.
2.Tekstil tradisional: Batik dan tenun membawa pola yang tidak hanya estetis tetapi juga menyampaikan nilai sejarah dan kearifan lokal.
3.Ritual adat: Tidak hanya prosesi, tetapi juga ekspresi visual dari kepercayaan dan hubungan manusia dengan alam serta leluhur.
ADVERTISEMENT
Simbol-simbol ini menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menjadikan budaya lebih dari sekadar praktik, tetapi juga identitas yang diwariskan.
Simbol sebagai Penjaga Warisan Budaya
( Aneka jenis, warna dan bentuk makanan dalam kuliner jenang || dok foto @pitutsaputra)
Semiotika dan simbol dalam tradisi bukan hanya elemen dekoratif, tetapi juga alat komunikasi budaya yang menjaga nilai, filosofi, dan sejarah sebuah masyarakat. Tanpa simbol-simbol ini, suatu komunitas akan kehilangan jati dirinya.
Di balik setiap warna, bentuk, dan pola dalam tradisi, ada cerita dan makna yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga keutuhan identitas budaya di tengah perubahan zaman.
Tradisi bukan sekadar terlihat indah, tetapi juga berbicara melalui simbol-simbolnya. Membaca dan memahami maknanya adalah cara kita menghormati warisan leluhur.
ADVERTISEMENT
( Pitut Saputra )