Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Krisis Petani Beras: Produktifitas Beras Nasional Menurun, Bagaimana Solusinya?
11 Juli 2024 16:28 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Pius Alfredo De Flores tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beras merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia, yang menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat. Oleh karena itu, masalah penurunan produktivitas beras dan krisis jumlah petani beras menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan. Fenomena krisis jumlah petani beras dan penurunan produktivitas beras nasional, faktor-faktor penyebabnya, kritik masyarakat terhadap pemerintah, serta solusi yang diusulkan oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan masyarakat umum menjadi sebuah polemik nasional yang perlu dipecahkan bersama.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2012, sekitar 10.000 penggilingan padi telah tutup. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2012, jumlah penggilingan padi di Indonesia mencapai 182.199 unit. Namun, angka ini menurun menjadi 169.789 pada tahun 2020, dan dari jumlah tersebut, 161.401 merupakan penggilingan kecil.
Produktivitas padi di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, degradasi lahan pertanian, penggunaan benih yang kurang berkualitas, serta praktik pertanian yang tidak efisien. Penurunan produktivitas ini berdampak langsung pada ketersediaan beras di pasaran, serta mengancam kesejahteraan petani padi.
Penggilingan padi skala besar semakin banyak bermunculan di berbagai daerah. Penggilingan-penggilingan besar ini seringkali memiliki teknologi yang lebih modern dan efisien, sehingga mampu menghasilkan beras dengan kualitas yang lebih baik dan biaya yang lebih rendah. Hal ini membuat penggilingan kecil sulit bersaing dan akhirnya banyak yang harus menutup usahanya.
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi dalam bidang pertanian dan penggilingan padi telah menghasilkan mesin-mesin dengan kapasitas dan efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Penggilingan padi skala kecil yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi ini akhirnya kalah bersaing dan terpaksa menutup usahanya.
Penutupan penggilingan padi skala kecil memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap ekonomi lokal. Selain mengurangi lapangan pekerjaan, hal ini juga mengurangi keberagaman dan daya saing pasar. Dengan semakin sedikitnya penggilingan padi, penggilingan besar memiliki potensi untuk mendominasi pasar dan menentukan harga gabah secara sepihak. Dua perusahaan besar yang menjadi penentu harga pasar gabah nasional saat ini adalah PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) dan PT Surya Pangan Semesta (SPS), kedua perusahaan ini memiliki kapasitas produksi yang besar dan mampu mengendalikan pasokan gabah di pasar. Dengan dominasi tersebut, harga gabah bisa dikendalikan oleh sedikit pelaku pasar, yang tentunya bisa merugikan petani padi kecil.
ADVERTISEMENT
Masyarakat mengkritik pemerintah yang dianggap kurang mampu mengantisipasi tumbangnya penggilingan padi skala kecil. Hal ini dianggap sebagai ancaman serius karena dapat menyebabkan monopoli pasar oleh penggilingan besar, yang pada akhirnya bisa merugikan petani dan konsumen.
Banyak masyarakat merasa bahwa pemerintah kurang memberikan perlindungan dan dukungan yang cukup bagi penggilingan padi skala kecil. Bantuan modal, pelatihan teknologi, serta kebijakan yang mendukung pengembangan penggilingan kecil dinilai masih minim.
Masyarakat khawatir dengan semakin banyaknya penggilingan besar yang menguasai pasar, harga gabah akan lebih mudah dimanipulasi. Ini tentunya akan merugikan petani padi kecil yang memiliki daya tawar yang rendah.
Berbagai pihak telah mengusulkan solusi untuk mengatasi masalah ini, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat umum. Berikut adalah beberapa solusi yang diusulkan oleh pemerintah, pemerintah mengusulkan kemitraan antara penggilingan padi skala besar dan kecil. Contohnya, pabrik besar bisa membeli produk dari pabrik kecil berupa beras berkualitas rendah, yang kemudian diolah lagi menjadi beras dengan kualitas premium. Ini akan membantu penggilingan kecil tetap beroperasi dan mendapatkan pasar untuk produknya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga berupaya memperkuat korporasi petani di bidang pangan. Ini dilakukan dengan memberikan dukungan modal, pelatihan, serta fasilitas yang memadai agar petani bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka. Dengan begitu, petani diharapkan bisa lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada penggilingan besar.
Beberapa saran solusi yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah adalah pembentukan dan pengendalian mindset petani modern ke masyarakat. Intervensi ini bisa dilakukan melalui sektor pendidikan maupun sektor dunia hiburan, baik itu televisi maupun media sosial. Dengan cara ini, diharapkan petani bisa lebih terbuka terhadap perubahan dan kemajuan teknologi dalam bidang pertanian.
Pengenalan teknologi modern dalam pertanian bisa dilakukan melalui sosialisasi atau pengendalian sektor hiburan supaya lebih banyak menayangkan teknologi pertanian modern. Dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai teknologi modern, petani diharapkan bisa lebih mudah mengadopsi teknologi tersebut dan meningkatkan produktivitas mereka.
ADVERTISEMENT
Skema pinjam pakai teknologi pertanian bisa menjadi solusi untuk membantu petani kecil yang tidak mampu membeli peralatan modern. Pemerintah bisa mengoptimalkan petugas yang menangani seluruh progres skema tersebut, mulai dari peminjaman hingga pengembalian alat. Ini akan membantu petani kecil untuk tetap bisa bersaing dengan penggilingan besar.
Skema pengaturan keuangan pertanian juga penting untuk diterapkan. Pajak penggilingan besar atau petani korporasi bisa digunakan untuk mendukung penggilingan kecil atau petani kecil. Dengan adanya skema ini, diharapkan kesejahteraan petani kecil bisa lebih terjamin.
Program pinjaman untuk petani kecil dan penggilingan kecil bisa menjadi solusi untuk membantu mereka dalam meningkatkan usaha. Pinjaman dengan bunga rendah dan syarat yang mudah diharapkan bisa membantu petani dan penggilingan kecil untuk tetap bertahan dan berkembang.
ADVERTISEMENT
Penelitian mengenai mindset psikologis petani perlu dilakukan untuk memahami kendala mental dan persepsi yang mungkin menghalangi petani dalam mengadopsi teknologi baru dan praktik pertanian modern. Dengan memahami pola pikir petani, program-program yang lebih efektif dan tepat sasaran dapat dirancang untuk mengubah mindset ini.
Sosialisasi program kebijakan yang modern dan tepat sasaran penting dilakukan untuk memastikan bahwa petani mendapatkan informasi yang benar mengenai kebijakan dan program pemerintah yang bisa membantu mereka. Sosialisasi ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan menggunakan berbagai media yang mudah diakses oleh petani.
Pembentukan bidang khusus atau rekrutmen ASN yang ahli dalam sektor broadcasting dapat membantu dalam menyebarkan informasi dan edukasi mengenai teknologi pertanian modern dan kebijakan pemerintah. Dengan adanya ahli dalam bidang ini, diharapkan informasi dapat disampaikan dengan lebih efektif dan menarik sehingga dapat menjangkau lebih banyak petani.
ADVERTISEMENT
Masalah krisis jumlah petani beras dan penurunan produktivitas beras nasional merupakan isu yang kompleks dan memerlukan solusi yang komprehensif. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat umum, sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dengan berbagai solusi yang diusulkan, diharapkan produktivitas beras nasional bisa meningkat kembali, dan kesejahteraan petani beras serta penggilingan kecil bisa lebih terjamin.
Upaya peningkatan produktivitas beras dan kesejahteraan petani beras harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan pertanian nasional. Dengan dukungan yang tepat, petani padi dan penggilingan kecil diharapkan bisa bangkit kembali dan berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional.