Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Tahun Memberdayakan Komunitas melalui Program Water for Women
5 Desember 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ruteng, 5 Desember 2024 – Kabupaten Manggarai berhasil mencapai pilar 1 (Stop Buang Air Besar) dan pilar 2 (Cuci Tangan Pakai Sabun) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan dukungan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui program Water for Women (WfW). Kabupaten Manggarai dan Plan Indonesia mewujudkan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan inklusif dengan melibatkan lebih dari 600 kaum muda, lebih dari 1500 perempuan, dan hampir 100 orang dengan disabilitas.
ADVERTISEMENT
Pada serah terima penutupan program kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai pada hari ini (05/12), Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit, mengungkapkan apresiasinya kepada WfW yang terus berupaya menciptakan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim dengan seluruh masyarakat termasuk kelompok rentan, yaitu anak-anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas.
“Kabupaten Manggarai memiliki sumber daya air yang cukup, namun sangat penting untuk dikelola dengan baik. Kami berterima kasih dengan program WfW hadir dengan mendorong beberapa hal yang bisa menjadi solusi bagi masalah air di Manggarai ini,” kata Herybertus.
Sammy Apsalon Niap, Area Manager Plan Indonesia menjelaskan sejak 2018, program WfW telah mendampingi 12 sekolah dan 18 puskesmas di 60 desa di Kabupaten Manggarai untuk meningkatkan layanan air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan berkesetaraan gender. Selain itu, Plan Indonesia juga mendorong sanitasi aman melalui Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang telah masuk dalam renja Organisasi Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (OPD PUPR) tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Integratif
Sumber daya air yang terbatas acapkali menimbulkan konflik bagi masyarakat. Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) telah diaktifkan dengan pendampingan dari program WfW. Pelibatan seluruh lini masyarakat, seperti organisasi perempuan, masyarakat adat, dan komunitas disabilitas juga menjadi fokus forum PSDAT untuk mencapai akses air yang inklusif dan setara. Organisasi disabilitas banyak terlibat dalam kegiatan PSDAT, misalnya penyusunan program kerja, kepengurusan forum dan aksi konservasi air. Selain itu, dalam pertemuan lintas Organisasi Disabilitas sudah mulai mengangkat isu air dalam pertemuan internal mereka. Bahkan di kegiatan Hari Disabilitas Internasional tahun lalu, Konsorsium Disabilitas menginisiasi kegiatan dan menggandeng PSDAT untuk kerjasama dalam penanaman pohon di sekitar mata air.
ADVERTISEMENT
Sabinus Ngadu, Ketua Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai, menyampaikan selain akses air yang inklusif, dalam menghadapi perubahan iklim, Kota Kupang juga sedang menuntaskan masalah sampah dengan melibatkan masyarakat.
“Manfaat yang kami lakukan hari ini akan diterima oleh generasi masa mendatang. Oleh karena itu, kami harap dampak ini tidak hanya dirasakan satu maupun dua golongan saja, semuanya harus bisa merasakannya,” ujar Sabinus.
Selama enam tahun implementasi, Program WfW telah memberikan dampak secara langsung pada hampir sembilan ribu orang di Kota Kupang, Kabupaten Manggarai di Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat termasuk kelompok termarjinalkan yakni perempuan, anak perempuan, orang dengan disabilitas, dan lansia. Lebih jauh lagi, sejak 2018, WFW telah berkontribusi dalam pencapaian lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Sumbawa.
ADVERTISEMENT