Konten dari Pengguna

Dari Angan jadi Kenyataan: 225 Kaum Muda Jawa Tengah Siap Wirausaha

Plan Indonesia
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada tahun 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
26 November 2022 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hana, peserta program kewirausahaan GIRL 2.0 dari Plan Indonesia & SPPQT mempresentasikan produk bisnisnya. Foto: Plan Indonesia/Masajeng.
zoom-in-whitePerbesar
Hana, peserta program kewirausahaan GIRL 2.0 dari Plan Indonesia & SPPQT mempresentasikan produk bisnisnya. Foto: Plan Indonesia/Masajeng.
ADVERTISEMENT
Salatiga, 26 November 2022Wirausaha bisa menjadi kunci untuk mendongkrak perekonomian kaum muda di Jawa Tengah. Terutama, di tengah kondisi ekonomi yang mengalami perlambatan akibat pandemi COVID-19. Kaum muda, khususnya perempuan, memerlukan pembekalan untuk memperkuat ide bisnis mereka dan kembali bangkit setelah pandemi.
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari upaya membekali kaum muda di Jateng untuk bangkit dari dampak pandemi, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT), mengimplementasikan program pelatihan kewirausahaan berbasis gender, Go Invest in Real Life (GIRL) 2.0.
Jihad, peserta program kewirausahaan GIRL 2.0 dari Plan Indonesia & SPPQT mempresentasikan produk bisnis wader. Foto: Plan Indonesia/Masajeng.
Sejak 2021, program GIRL 2.0 dilaksanakan untuk membimbing 225 kaum muda, termasuk 75 peserta dari fase program sebelumnya (2018-2020) di Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, hingga Kabupaten Boyolali. Program yang didukung oleh perusahaan internasional, Biscayne Hospitality ini memberikan pelatihan peningkatan kapasitas bisnis, pendampingan usaha, akses menuju lembaga keuangan, hingga pelatihan Gender Action Learning Sustainability (GALS) bagi peserta laki-laki maupun perempuan, untuk memetakan rencana bisnis dengan memperhatikan nilai-nilai gender yang menjunjung kesetaran akses ekonomi bagi kaum muda.
ADVERTISEMENT
Setelah beroperasi selama empat tahun, program GIRL 2.0 di Jateng kini mencapai akhirnya. Benedictus Wahyu Sadewo, Manajer Program Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda Plan Indonesia, mengatakan bahwa pendidikan yang didapatkan melalui GIRL 2.0 diharapkan bisa menjadi landasan bagi kaum muda untuk mengembangkan bisnisnya.
“Para peserta program GIRL 2.0 membuktikan bahwa mereka mampu berinovasi dan menghasilkan berbagai ide bisnis, termasuk dengan mempertimbangkan aspek gender yang penting untuk memastikan kesetaraan pada akses ekonomi bagi kaum muda. Plan Indonesia berharap, kemampuan ini semakin berkembang setelah program GIRL 2.0 selesai,” ujar Wahyu setelah acara Diseminasi Hasil Program Kewirausahaan Kaum Muda ‘Go Invest In Real Life (GIRL) 2.0’ di Salatiga, Sabtu (26/11).
Peserta program diseminasi hasil kewirausahaan GIRL 2.0 di Salatiga, Sabtu (26/11). Foto: Plan Indonesia/Masajeng.
Sementara, Mujab, Wakil Ketua Bidang Program SPPQT menyampaikan, pihaknya turut berbangga telah mengawal 225 kaum muda hingga mereka bisa menghasilkan ide bisnis maupun meningkatkan kualitas usahanya.
ADVERTISEMENT
“Kewirausahaan merupakan aspek penting untuk mengembangkan kemandirian kaum muda dalam menghadapi penurunan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja akibat pandemi COVID-19. SPPQT telah mendukung kaum muda untuk bisa memanfaatkan berbagai sumberdaya dan peluang pasar, sehingga mereka bisa menghadapi perlambatan ini dan menjadi mandiri lewat bisnis UMKM yang dimiliki,” sebut Mujab.
Produk wirausaha para peserta program GIRL 2.0 yang dibina oleh Plan Indonesia dan SPPQT di Jawa Tengah. Foto: Plan Indonesia/Masajeng.
Melalui dukungan program GIRL 2.0, sebanyak 146 peserta telah menuangkan ide mereka menjadi rencana usaha, dengan 30 peserta menjadi anggota lembaga keuangan untuk membuka akses permodalan usaha, serta sekitar 60 peserta lainnya mengajukan kerjasama bisnis. Para peserta mengembangkan usaha di berbagai bidang yang menarik minat pasar, seperti budidaya paprika yang terhubung dengan penyalur, penjualan barang melalui marketplace, hingga menjual produk ramah lingkungan, seperti olahan bengok dan eceng gondok. Selain itu, sebanyak 25 orang pendamping dari komunitas lokal mendapatkan peningkatan kapasitas berupa training of trainers untuk memantapkan kemampuan pendampingan dan fasilitasi untuk pengembangan bisnis kaum muda.
ADVERTISEMENT
Tentunya, pelaksanaan program GIRL 2.0 tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pemerintah setempat, khususnya Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM Kabupaten Temanggung, serta pemerintah desa di enam kabupaten kota pelaksanaan GIRL 2.0 telah aktif mendukung implementasi program. Berbagai perusahaan swasta, seperti D-9, Naruna Ceramics, Tanasurga, PT Gulanas Energi Nusantara, Omah Kopi Temanggung, KSPQT, Bumdes Tajuk dan Bumdes Kebumen Kab. Semarang, Jawa Tengah, hingga Pizzahut juga berkontribusi melalui kerjasama dengan kelompok tani.
Meski pelaksanaan program GIRL 2.0 telah usai, ini bukanlah akhir dari pendampingan kewirausahaan kaum muda. Setelah program usai, diharapkan agar forum bisnis kaum muda dan kerjasama dengan berbagai pihak tetap berjalan dengan baik.