Konten dari Pengguna

GALS Tuntun Juwita dan Yuda Kejar Impian

Plan Indonesia
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada tahun 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
12 April 2025 11:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
GALS Tuntun Juwita dan Yuda Kejar Impian
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gender Action Learning system (GALS) merupakan sebuah pendekatan yang mengintegrasikan aksi penguatan gender dalam aktivitas program. Anak-anak terutama anak perempuan didorong agar bisa menjadi pemimpin bagi dirinya dan orang lain. Kepemimpinan ini dimulai dari menentukan dan merencanakan cita-cita melalui pembekalan materi, yang mencakup identifikasi peluang serta tantangan dalam proses pencapaiannya. Sementara menjadi pemimpin bagi orang lain adalah dengan menggalang dukungan untuk pencapaian impian yang direncanakannya, serta menyuarakan keadilan gender dalam keluarga maupun komunitas terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Anak-anak dilengkapi dengan berbagai peralatan menggambar, seperti buku gambar, spidol berwarna, dan lain-lain. Mereka menggambar jalan impian, upaya yang akan ditempuh untuk mencapai impian tersebut dalam jangka waktu tertentu beserta tantangannya. Program ini turut mengevaluasi gambar secara berkala untuk melihat perkembangan impian tersebut.
Juwita: Jual Kripik Pisang dan Jagung Goreng di Sekolah, Buat Bantu Bapak
Nama saya Juwita, seorang anak perempuan berusia 15 tahun dengan cita-cita besar untuk menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Sejak kecil, saya selalu bermimpi mengenakan seragam kebanggaan itu dan melindungi masyarakat. Untuk mencapai impian, saya belajar dengan tekun, rutin berolahraga, dan menabung dengan cara berjualan keripik, jagung goreng, dan makanan ringan lainnya. Semua ini saya lakukan untuk membantu bapak karena mama sudah meninggal.
ADVERTISEMENT
Saat ini, saya duduk di bangku SMA kelas X. Saya adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak yang pertama sedang kuliah di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, sementara kakak saya yang kedua sudah lulus SMA tetapi masih tertunda untuk kuliah karena keterbatasan biaya.
Sejak sekolah dasar, saya selalu mendapatkan peringkat pertama dari kelas I hingga kelas VI. Prestasi ini berlanjut di SMP, di mana saya selalu menjadi juara kelas, dan hingga saat ini, saya masih mempertahankan prestasi tersebut di SMA. Selain belajar, saya juga aktif di organisasi Forum Anak Desa (Forades) di desa saya. Di sana, saya aktif mengampanyekan berbagai perilaku berisiko di kalangan anak-anak seumuran saya.
ADVERTISEMENT
Saya merasa sangat beruntung menjadi bagian dari Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) sejak masih kecil dan belum sekolah. Sejauh ini, saya sudah mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia, mulai dari kegiatan kelas remaja memilih masa depan (Mapan) hingga pelatihan bagaimana melindungi diri dari potensi terjadinya kekerasan terhadap anak yang biasa kami sebut pelatihan Stick and Stone. Selain itu, kami juga rutin mengikuti kegiatan family gathering yang diselenggarakan setiap tahun, yang berisi berbagai lomba seperti pidato, tarian, dan lomba-lomba lainnya.
Di kelas remaja Mapan, kami banyak belajar tentang perilaku berisiko seperti pacaran tidak sehat, seks bebas, konsumsi alkohol, dan obat-obatan terlarang. Kami juga mendapatkan materi terkait kesehatan reproduksi, bagaimana merawat diri, dan bagaimana mengenali diri serta memiliki target untuk meraih masa depan.
ADVERTISEMENT
Melalui pelatihan Stick and Stone, kami banyak mendapatkan ilmu tentang menjaga diri agar dari potensi kekerasan terhadap anak. Kami biasa menyebutnya No, Go, Tell. Katakan tidak untuk kekerasan terhadap anak, lalu lari jika ada kejadian yang berpotensi mengancam keselamatan diri, dan laporkan jika ada orang tidak dikenal meraba atau memegang bagian tubuh dari anak-anak.
Family gathering adalah kegiatan yang dilakukan setiap tahun untuk mengumpulkan anak-anak dampingan dan keluarga untuk mengikuti kegiatan selama beberapa hari.
Berbagai kegiatan diselenggarakan, mulai dari lomba menulis surat, puisi, pidato, tarian tradisional, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Saya sangat senang menjadi bagian dari Plan Indonesia karena saya mendapatkan banyak hal baik yang tidak saya dapatkan di sekolah. Saya juga bisa berbagi dengan teman-teman sebaya terkait berbagai hal baik yang saya pelajari.
ADVERTISEMENT
Kali ini saya belajar tentang GALS, saya sudah menggambar jalan impian saya, apa yang harus saya lakukan untuk mencapainya dan juga dengan berbagai tantangan yang mungkin akan terjadi. Saya berharap dengan segala usaha dan kerja keras ini, saya bisa meraih cita-cita menjadi seorang polwan. Saya ingin membanggakan bapak dan almarhumah mama, serta memberikan contoh yang baik bagi kakak-kakak saya dan teman-teman. Terima kasih banyak atas semua dukungan dan kesempatan yang telah diberikan.
Yuda, Bantu Bapak Usaha Batako
Nama saya Yuda, dan saya berusia 20 tahun. Saya adalah Ketua Forum Anak Desa (Forades) di desa saya. Impian saya adalah menjadi seorang guru. Saya anak kedua dari empat bersaudara. Kakak saya sedang kuliah, dan adik-adik saya masih sekolah di SMA dan SD. Ayah saya adalah seorang petani dan peternak, ibu saya seorang ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Kondisi ekonomi keluarga kami memaksa saya untuk menunda kuliah, namun saya tidak tinggal diam. Saya terus berburu beasiswa dan sambil menunggu kesempatan untuk kuliah, saya membantu ayah dalam usaha batako. Pelatihan GALS ini membantu saya menjalani impian saya, karena kami mendapatkan pembelajaran bagaimana merencanakan impian kami, dan juga apa yang harus kami lakukan untuk meraihnya. Tidak hanya sampai di situ, kami juga bisa mengidentifikasi berbagai tantangan yang terjadi dalam upaya meraih impian kami, dalam jangka waktu tertentu.
Sebagai Ketua Forades, saya berencana menghimbau orang tua untuk mencegah kekerasan terhadap anak. Saya juga ingin berbagi informasi mengenai perlindungan anak kepada adik-adik di lingkungan saya. Sejak bergabung dengan Indonesia pada usia 10 tahun, saya telah banyak belajar tentang public speaking, perlindungan anak, cara menghindari kekerasan, usaha anak muda, dan berbagai event yang diadakan Indonesia setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Harapan saya untuk teman-teman di desa adalah tetap semangat menggapai impian, jangan putus asa karena keadaan ekonomi atau hal lainnya. Tetap semangat!