Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tiga Remaja Perempuan Jadi Pemimpin AstraZeneca Indonesia Selama Sehari
30 Oktober 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta, 30 Oktober 2024 – Dalam memperingati Hari Anak Perempuan Internasional pada tanggal 11 Oktober di seluruh dunia, AstraZeneca Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) memberikan kesempatan bagi tiga remaja perempuan dari Jakarta yang terpilih untuk mengambil alih posisi pimpinan AstraZeneca Indonesia selama sehari. Kerja sama ini dilaksanakan melalui kampanye bertajuk #GirlsBelongHere sebagai bagian dari kampanye Girls Takeover di Indonesia.
Tiga pendidik sebaya perempuan, Aisyah dari Jakarta Utara, Bia dari Jakarta Barat, dan Ariba dari Jakarta Selatan telah terpilih dari 34 peserta melalui seleksi di 40 sekolah di Jakarta, yang merupakan lokasi-lokasi pelaksanaan Young Health Programme (YHP) Indonesia. Tiga posisi yang akan diambil alih adalah President Director, Head of Human Resources, dan Senior Brand Manager AstraZeneca Indonesia.
ADVERTISEMENT
Nazla Mariza, Influencing Director Plan Indonesia, menekankan bahwa Girls Takeover memberikan kesempatan bagi anak perempuan untuk menyuarakan pendapat, menyalurkan aktivisme serta membangun kepercayaan diri.
“Kami mengapresiasi komitmen AstraZeneca Indonesia dalam mempromosikan kepemimpinan anak perempuan melalui Girls Takeover #GirlsBelongHere selama beberapa tahun terakhir. Melalui kampanye ini, kami mendobrak diskriminasi akses layanan kesehatan yang dihadapi anak perempuan. Lebih jauh lagi, kami juga berharap mereka dapat terinspirasi dan menginspirasi teman sebaya menjadi pemimpin, termasuk di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), mengingat minimnya keterwakilan perempuan di posisi kepemimpinan senior dalam bidang ini,” ujar Nazla.
Esra Erkomay, President Director AstraZeneca Indonesia, sebagai salah satu peran strategi yang diambil alih mengungkapkan harapannya,”Di AstraZeneca, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif di mana setiap individu merasa dihargai, didengarkan, dan dihormati. Melalui program Girls Take Over, kami bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi anak Perempuan untuk engambil alih posisi kepemimpinan di organisasi kami dan membuat perbedaan. Kami percaya bahwa dengan mendorong kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan, kami dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Inisiatif ini bukan hanya tentang menyediakan platform bagi anak perempuan; Namun juga menginspirasi dan membina generasi pemimpin berikutnya yang akan mendorong perubahan positif dalam masyarakat kita.”
ADVERTISEMENT
Girls Takeover #GirlsBelongHere 2024 juga bertujuan untuk menciptakan peluang pembelajaran dan karier bagi anak perempuan agar dapat membantu meningkatkan kesehatan mereka dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan melalui program YHP Plan Indonesia yang mendorong kaum muda berusia 10-24 tahun untuk memegang kendali atas kesehatan mereka, terutama dalam memerangi penyakit tidak menular (PTM) jangka panjang.
Aisyah, salah satu peserta Girls Takeover #GirlsBelongHere 2024, bersama dua finalis sebelumnya, Bia dan Ariba, telah menyalurkan aktivismenya dalam pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) serta mempromosikan kepemimpinan perempuan di lingkungan sekolah. Aisyah aktif di forum Genre Jakarta Utara, Bia menjabat sebagai Ketua Majelis Perwakilan Kelas (MPK), dan Ariba terlibat dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan sehari ini, Aisyah berbagi pengalamannya dalam menyuarakan pentingnya kepemimpinan perempuan di bidang kesehatan, sebagai bagian dari upaya pemerataan akses fasilitas kesehatan.
"Pengalaman berharga ini menjadi bekalku untuk menjadi pemimpin perempuan nantinya. Banyak pembelajaran tentunya dari bagaimana bersikap di lingkungan professional, bagaimana untuk berfikir strategi dalam keadaan apapun, dan juga tetap memegang nilai inklusivitas dan kesetaraan,” terang Aisyah.