8 Film Horor Klasik dengan Kisah Akhir yang Sempurna

Konten Media Partner
2 Mei 2019 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hereditary (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Hereditary (Foto: IMDb)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Melihat film horor Hereditary atau Us yang memiliki akhir atau ending yang berbeda daripada film horor mainstream lainnya, Play Stop Rewatch teringat ada 8 film horor klasik yang memiliki ending sempurna walaupun ditonton pada masa sekarang.
ADVERTISEMENT
Berikut 8 film horor klasik tersebut:

Night of the Living Dead (1968)

George A. Romero memberikan ekspetasi lebih terhadap film zombi lainnya yang rilis setelah film ini. Tidak hanya memberikan sebuah film horor biasa, ending dari film juga memberi kritik sosial terhadap isu orang berkulit hitam. Ben, seorang kulit hitam yang selalu berargumen dengan karakter berkulit putih lainnya untuk menentukan keputusan apa yang harus diambil ini, berhasil hidup hingga akhir film.
Ketika ia sendirian mendengar para survivors lainnya yang datang untuk berusaha menyelamatkan orang-orang yang masih hidup, mereka tidak ragu-ragu menembak Ben di kepala selayaknya menembak para zombi tersebut. Ending dari film ini mengejutkan para penonton bahwa betapa sekejam itukah perlakuan orang kulit putih terhadap orang berkulit hitam.
ADVERTISEMENT

Rosemary's Baby (1968)

Roman Polanski berhasil menggiring perspektif penonton untuk mengira bahwa Rosemary memiliki paranoid terhadap pikirannya sehingga ia mengalami halusinasi atau isu mental lainnya. Namun, semua berubah ketika film ini mencapai klimaksnya.
Rosemary menemukan fakta bahwa paranoidnya sudah dirancang sedemikian rupa untuk melahirkan seorang anak iblis untuk anti-Christ. Para penyihir tersebut merayakan kelahiran dari anak iblis tersebut.

The Wicker Man (1973)

Howie ditugaskan untuk menyelidiki kasus hilangnya seorang anak pada suatu desa di pulau terpencil. Seiring berjalannya penyelidikan, ternyata desa tersebut memiliki kepercayaan paganisme yang di mana harus mengorbankan nyawa satu orang untuk keberlangsungan hidup mereka.
Howie dikorbankan dengan cara dibakar pada sebuah altar Wicker Man. Hal yang membuat ini mengerikan adalah seiring ia terbakar hidup-hidup, ia meneriakan kutipan ayat Alkitab yang didengar oleh para pemuja sesat tersebut.
ADVERTISEMENT

Carrie (1976)

Menggiring ekspetasi penonton adalah hal yang umum dipraktikkan pada sebuah film horor. Brian De Palma membuat Carrie memiliki momen terakhir yang sempurna ketika Sue Snell mengunjungi rumah Carrie dengan penggambaran yang damai, tenang, dan konklusif.
Walaupun kita semua tahu bahwa mimpi buruk belum selesai karena melihat apa yang sudah bisa Carrie lakukan, bangkit dari kematian adalah sesuatu yang tidak mustahil baginya.

The Shining (1980)

Stanley Kubrick membuat film yang penuh dengan simbolisme dan banyak arti ini, serta tidak lupa juga memberikan ending yang tidak terduga sama sekali. Ketika semua kekacauan yang terjadi dalam hotel tersebut, kemudian kamera diperbesar ke arah bingkai foto tahun 60-an di mana memperlihatkan wajah senyum semua orang yang salah satu di dalamnya adalah Jack Torrance itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Adegan tersebut meninggalkan banyak pertanyaan bagi penonton, apakah Jack adalah reinkarnasi dari orang yang datang ke hotel tersebut beberapa dekade lalu? Atau ia sedang mengalami siklus tanpa henti pada hotel ini? 40 tahun lebih semenjak film ini dibuat, teori-teori, esai, dan film dibuat untuk menjelaskan maksud dari ending film The Shining.

Poltergeist (1982)

Poltergeist tidak seperti film lainnya, film ini mudah sekali ditebak arah jalan ceritanya akan dibawa ke mana. Pada ending-nya, ketika keluarga tersebut sudah tidak memiliki rumah untuk tinggal dan menetap pada penginapan.
Sang ayah mengeluarkan TV dari dalam kamarnya tersebut menggambarkan rasa traumatis yang tertinggal kepada keluarga tersebut. Jika film horor lainnya meninggalkan rasa takut, film ini memberikan tawa terakhir yang berarti setuju dengan ending-nya.
ADVERTISEMENT

Phenomena (1985)

Setelah sukses dengan Deep Red dan Suspiria, Dario Argento meracik kembali Phenomena, film supernatural-thriller tentang pembunuh dan wanita muda yang bisa menemukan pembunuh tersebut lewat kemampuannya berkomunikasi dengan serangga.
Jennifer yang sedang lari dari kejaran Frau Bruckner, yang ternyata adalah pembunuh tersebut. Ketika pembunuh tersebut ingin membunuh Jennifer, ia dihentikan oleh seekor simpanse yang membalas dendam dengan membunuh Frau. Walau sudah diikuti oleh adegan horor yang menyeramkan, pembunuhan oleh simpanse memang tidak seseram itu, namun memberikan ending yang tidak bisa ditebak.

Bram Stoker's Dracula (1992)

Setelah akhirnya bisa menikah dengan Mina, Dracula mencoba membawanya ke Transylvania. Sayangnya, iming-iming untuk bisa hidup selamanya, mereka berdua harus mati dan dipersatukan selamanya pada kematian.
ADVERTISEMENT
***
Penulis: Andri