Review Always Be My Maybe, Premis yang Sederhana Namun Menyegarkan

Konten Media Partner
3 Juni 2019 8:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Always Be My Maybe (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Always Be My Maybe (Foto: IMDb)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Setelah Crazy Rich Asians, Netflix merilis Rom-com yang merepresentasikan orang Asia dengan sangat baik. Ali Wong dan Randall Park bertindak sebagai produser, penulis, sekaligus menjadi pemeran utama pada film Always Be My Maybe.
ADVERTISEMENT
Terkadang, cinta yang kita impikan berada di depan mata kita, hanya saja kita yang menolak untuk menerima dan mengakuinya. Kalimat tadi adalah premis sederhana yang terjadi pada film ini.
Ali Wong sebagai Sasha Tran merepresentasikan wanita yang kuat dan bisa hidup mandiri namun memiliki kepahitan dengan orang tuanya karena tidak diurus dengan baik. Lawan mainnya, Randall Park sebagai Marcus Kim merepresentasikan seseorang yang tidak ingin keluar dari zona nyamannya dengan berbagai macam alasan yang sangat relate dengan kaum milenials sekarang.
Jangan melihat dari segi teknisnya, film ini benar-benar sangat standar dalam production value-nya. Sinematografinya yang biasa saja, warna gambar yang polos sehingga kurang mendapatkan emosi dari karakter pada film, dan script dialog yang tidak terlalu kuat.
Salah satu adegan di film Always Be My Maybe (Foto: IMDb)
Walaupun begitu, premis yang sederhana yang ditampilkan pada film ini berhasil memberikan sub-plot yang sangat baik. Sebagai contoh cerita Vivian Bang yang memerankan Jenny, seorang wanita yang freak dan rasis. Jika kita melihat karakternya, tidak mungkin rasanya untuk tidak membenci dia, namun kelakuannya yang unik ini membuat kita seakan-akan tidak tega karena kelucuannya.
ADVERTISEMENT
Sama seperti film lainnya yang berfokus pada orang Asia, akan selalu ada sentuhan jokes yang menyinggung budaya orang Asia di dalamnya. Seperti makanan Asia haruslah authentic, bukan terlihat fancy seperti yang disuguhkan restoran-restoran mewah. Atau, ada jokes yang menyinggung budaya orang Barat seperti ketika restoran mewah identik dengan orang-orang yang berpakaian rapih, sekarang budaya tersebut sudah luntur dan membuat orang malah berpakaian kasual.
Sasha Tran dan Keanu Reeves (Foto: Netflix)
Sepanjang film ini, orang Asia terlihat menjadi karater major sedangkan orang kaukasian malah hanya sebagai side character. Walaupun begitu, Keanu Reeves yang memerankan sebagai dirinya sendiri berhasil menjadi show stealer di sini. Tidak menyangka ia memerankan karakter yang kontras dengan dirinya sendiri, lupakan Keanu yang cool, karismatik, dan rendah hati. Di sini ia terlihat bodoh, sombong, namun tetap dapat menggoda penonton perempuan.
ADVERTISEMENT
Overall, Always Be My Maybe memberikan film Rom-com yang fresh untuk ukuran keterlibatan orang Asia di dalamnya. Beberapa stereotype dipatahkan lewat film ini, tapi beberapa dipertahankan untuk memberikan nilai komedinya. Tidak terlalu baik untuk ukuran Rom-com secara umumnya, namun tetap layak untuk ditonton jika ingin melihat konsep yang fresh di dalamnya.
Penulis: Andri