Review Film West Side Story (2021) - Modernisasi Kisah Cinta Klasik

Konten Media Partner
10 Desember 2021 12:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film West Side Story (Foto: westsidestory.com)
zoom-in-whitePerbesar
Film West Side Story (Foto: westsidestory.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Play Stop Rewatch, Jakarta - Film West Side Story (2021) merupakan adaptasi kedua dari salah satu teater musikal broadway paling dikenal sepanjang masa. Terinspirasi kisah Romeo & Juliet karya sonet William Shakespeare, West Side Story menceritakan kisah cinta dua orang dari ras yang berbeda: Tony (Ansel Elgort), laki-laki berkulit putih dan Maria (Rachel Zegler), wanita latina dari Puerto Riko.
ADVERTISEMENT
Ras bukan satu-satunya hal yang memisahkan mereka, tetapi juga konflik antar dua geng di mana mereka berada. Pertarungan dua geng remaja antara Jet (geng kulit putih) melawan Sharks (geng Puerto Riko) dengan backdrop masa-masa depresi usai Perang Dunia II menjadi setting utama film West Side Story dari awal hingga akhir.
Stephen Spielberg, sutradara kawakan yang terkenal dengan film genre adventure, terlihat sangat pawai dalam percobaan pertamanya menyutradarai film musikal. Spielberg mampu mereplika sekaligus memperbaharui film West Side Story. Bagi penonton yang pernah melihat film adaptasi pertamanya yang dibuat pada tahun 1961, adaptasi 2021 ini anehnya akan terasa familiar. Berbagai macam teknik yang dipakai oleh Spielberg akan membawa penonton seakan-akan sedang menonton film lama Hollywood.
Film West Side Story (Foto: westsidestory.com)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adaptasi 2021 ini lebih jelas memperlihatkan masa-masa depresi di tahun 1950an, ketika warga New York dihajar resesi ekonomi. Tidak hanya sekedar memperlihatkan daerah yang kumuh dan penuh dengan grafiti, Spielberg juga memperlihatkan gedung-gedung yang diruntuhkan sebagai bentuk jelas gentrifikasi oleh pemerintah lokal. Hal tersebut tidak begitu diperlihatkan pada film sebelumnya dan Spielberg mengubahnya pada film terbaru untuk mempertegas kembali bagaimana situasi dan kondisi tidak berpihak pada Tony dan Maria.
ADVERTISEMENT
Apabila dibandingkan dengan adaptasi Spielberg, West Side Story (1961) jelas terlihat seperti film murah secara production value. Wajar saja, West Side Story (2021) garapan Spielberg memakan budget hampir 10 kali lipatnya. Di sisi lain, film sebelumnya juga tidak terlalu otentik karena jajaran cast-nya didominasi kaukasian (bahkan untuk peran figur Puerto Riko) di saat filmnya menceritakan pertarungan dua komunitas dari ras berbeda. Spielberg memperbaikinya dengan menyeimbangkan jajaran cast serta memasukkan dialog-dialog dengan dialek Puerto Riko.
Dari segi akting, bisa dikatakan semua aktor berperan dengan sangat baik dalam film ini. Mereka betul-betul membawa electric energy dari musikalnya ke dalam film. Namun dari semua aktor, yang perlu diacungi jempol adalah Rachel Zegler. Perannya sebagai Maria merupakan debutnya, namun Ia mampu membawa emosi dan chemistry yang sangat believeable dengan Tony-nya Ansel Elgort.
ADVERTISEMENT
Dari segi suara, sayangnya, Ansel Elgort agak sedikit kurang apabila dibandingkan dengan Rachel Zegler dan agak sedikit tidak imbang ketika mereka duet. Namun saat menyanyikan lagu solo, suara Ansel Elgort is surprisingly good.
Overall, film West Side Story (2021) tampil lebih maksimal dan enerjik dibandingkan pendahulunya. Walau begitu, adaptasi Spielberg ini tidak seperti kacang lupa pada kulitnya karena selain memperbaiki dan meng-upgrade banyak aspek adaptasi tahun 1961, Spielberg mampu membuat adaptasi miliknya terasa both familiar and new.