Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Review Game Stray, Kucing Oyen Simulator
23 Juli 2022 10:54 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Stray adalah game terbaru dari developer indie Bluetwelve Studios. Dalam game ini kamu akan menjadi kucing berwarna orange yang mencoba untuk kembali pulang setelah jatuh dalam jurang dan terpisah dari gerombolan kucing lainnya.
ADVERTISEMENT
Yup, tidak salah lagi, player akan bermain sebagai kucing. Tapi beda dari yang lain, kucing yang akan dimainkan bukan kucing mutant, kucing super apalagi kucing humanoid ala Thundercats melainkan kucing biasa tanpa embel-embel apapun. Seekor kucing berwarna orange atau biasa disebut: Kucing Oyen.
Gameplay Stray lumayan simple. Menjadi kucing disebuah kota cyberpunk penuh robot humanoid. Level designnya seperti mini open-world dimana kita bisa berkeliling bebas melompat kesana kemari layaknya seekor kucing yang penuh rasa ingin tahu. Eksplorasi adalah kuncinya. There's no health bar, no mini map, no quest marker. But, unlike the proverb "curiosity killed the cat", hanya rasa ingin tahumu saja yang bisa membawamu keseluruh sudut dunia Stray.
ADVERTISEMENT
Player bisa saja memainkan game ini dengan cepat, terus mengikuti misinya namun akan kehilangan poin penting game ini yakni roleplay sebagai si Oyen (juga melewatkan beberapa mini side-quest yang tersembunyi).
Ngomong-ngomong soal roleplay jadi si Oyen, player bisa menyakar (scratching) berbagai tempat seperti karpet, dinding bahkan sofa and in a true cat-like fashion, juga bisa iseng dan menjatuhkan berbagai macam barang dari atas meja lalu setelah itu tidur siang. Surga untuk para catlovers yang sudah lama mimpi jadi majikan.
Dalam berkeliling, si Oyen tidak sendirian. Perkenalkan B-12, sebuah drone kecil yang akan menjadi teman kita berkeliling juga penghubung antara si Oyen dengan para robot humanoid. Selain sebagai alat pembawa cerita, B-12 juga menjadi central misteri dunia Cyberpunk tempat si Oyen tinggal. Berbagai misteri tentang dunia tempat si Oyen tinggal adalah hook utama cerita Stray. Kemana manusianya? Kok tinggal robot doang? Tidak hanya itu, B-12 juga menjadi companion dalam melawan musuh utama dalam Stray yakni makhluk bio-organic bernama Zurk.
ADVERTISEMENT
Aksi kejar-kejaran antara si Oyen dengan Zurk menjadi salah satu titik paling menegangkan sepanjang game. Sebagai seekor kucing biasa, si Oyen tidak bisa melawan balik hanya bisa menghindar saja. Disini kita dapat melihat bahwa simplicity can be a big thing. Kemampuan seekor kucing biasa yang cepat dan lincah sudah cukup membuat kita terpana. Dalam melawan Zurk, nantinya kita juga akan mendapatkan senjata untuk bisa membasmi mereka. Let's just say kalau hadirnya senjata itu menghilangkan ketegangan saat melawan Zurk.
Graphics-wise, Stray is quite a beautiful game untuk dilihat terutama pantulan cahaya lampu neon serta refleksi kota Cyberpunknya. Kombinasi Screen Space Reflection dan Cubemaps sangat jitu dalam menciptakan look kota Cyberpunk yang futuristik namun penuh sampah. Sangat disayangkan penggunaan Ray Traced Reflections tidak dipakai karena ada beberapa tempat dalam game dimana Screen Space Reflectionnya terlihat rusak.
ADVERTISEMENT
Kami mencoba Stray dalam platform PS4 dan PC. Untuk PS, apabila kalian memiliki subscription Playstation Plus Extra ataupun Deluxe akan dapat memainkan Stray secara gratis. Untuk PC, bisa dibeli melalui Steam dengan harga yang cukup murah, yakni Rp. 150.000 saja.
Dengan spek PC Ryzen 5 3600, RAM 16GB dan RTX 2060 Super, Stray berjalan dengan sangat baik di resolusi 1080p max settings, 60 FPS. Untuk di PS4 relsolusinya adalah 1080p dengan 30 FPS. Walau resolusinya sama, sepertinya versi PS4 menggunakan dynamic resolusion dan texture quality medium karena terlihat lebih blur dengan artefak ghosting sedikit dibandingan versi PC yang jauh lebih jelas.
Penyakit lama Unreal Engine yakni Stutter, muncul di Stray. Untuk versi PC kami tidak begitu merasakannya, namun lain halnya dengan versi PS4 dimana stutter sering terasa bahkan dalam posisi gamenya sudah di install dalam SSD external (yang dalam tes kami tetap lebih cepat dari HDD internal bawaan PS4 itu sendiri). Stutter akan terjadi setiap kali gamenya melakukan loading dan save. Agak sedikit meresahkan apabila stutter itu terjadi saat sedang dikejar oleh para Zurk. Agak baiknya untuk PS, dimainkan di PS5 saja (jika punya).
Walau simple dan tidak neko-neko (get it? neko = cat in japanese) ada sesuatu yang charming dari keseluruhan Stray. Tidak dipungkiri lagi kalau tingkah laku seekor kucing biasa bisa menjadi selling point sebuah game. Ditambah gameplaynya yang unik serta dunianya yang bikin kita ikut penasaran, membuat Stray menjadi game yang kini statusnya cukup populer dan mengambil hati siapapun yang memainkannya. Selain itu sountrack game ini juga turut membantu memberikan sedikit bumbu dan mengangkat setiap sudut scene Stray. Walaupun penyakit stuttering agak sedikit mengganggu jika dimainkan di PS4, dunia Cyberpunk yang sudah dibuat oleh Bluetwelve Studios ini is an instant classic. Tidak heran game ini kini menjadi titel Annapurna Interactive paling besar dan semua itu... berkat seekor kucing berwarna orange.
ADVERTISEMENT