Review The Perfection, Membawa Pesan Gerakan #MeToo yang Kuat

Konten Media Partner
3 Juni 2019 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Charlotte dan Lizzie (Foto: Netflix)
zoom-in-whitePerbesar
Charlotte dan Lizzie (Foto: Netflix)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Play Stop Rewatch, Jakarta - Awalnya, The Perfection terlihat seperti Black Swan dikombinasikan dengan Whiplash. Film bergenre horor dengan pesan moral gerakan #MeToo yang sangat kuat ini memiliki plot twist berlapis-lapis.
ADVERTISEMENT
The Perfection secara jelas membagi film ini ke dalam tiga act. First act merupakan bagian pengenalan konflik utama dari film ini, second act merupakan penjelasan dari plot twist pertama, third act merupakan resolusi dari keseluruhan yang ternyata kembali lagi melakukan plot twist.
Secara garis besar, The Perfection menceritakan Charlotte (Allison Williams), mantan murid sekolah musik Bachoff, yang terbang ke Shanghai untuk bertemu kembali dengan mentor lamanya, Anton (Steven Weber). Di sana ia bertemu dengan seorang murid, Lizzie (Logan Browning), yang menggantikan posisinya ketika ia masih bersekolah di bawah didikan Anton.
Lizzie yang terlihat sakit (Foto: Netflix)
Singkat cerita, hubungan mereka berdua semakin dekat hingga Charlotte bersedia menemaninya untuk menghabiskan sisa dua minggu Lizzie dengan trip yang tidak terencana. Di tengah jalan, entah kenapa Lizzie jadi merasa sakit dan aneh dengan tubuhnya yang seakan-akan ada serangga yang keluar dari dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Ketika memasuki adegan klimaks dari masalah itu, film tersebut dihentikan dan melakukan rewind secara harafiah. Kemudian, film dimulai kembali dengan perspektif yang berbeda untuk memberitahukan fakta yang sebenarnya.
Dalam seminggu belakangan ini, internet selalu membicarakan untuk tidak membahas spoilers dari film ini. Jujur, sangat sulit untuk tidak spoilers jika ingin mendiskusikan film ini.
Namun, film ini jelas sekali ingin menyinggung isu sexual abuse dan pemerkosaan yang terjadi pada perempuan. Sayangnya, set up yang bagus pada first act dan second act tidak ditutup dengan baik pada resolusinya. Seakan-akan film ini sudah malas memberikan motivasi dan closure dari para karakter di dalamnya walaupun cara mereka menampilkan plot twist sangatlah bagus.
Terlepas kelemahannya yang tidak bisa disebutkan karena berpotensi spoilers, adegan terakhir pada film ini memberikan visual yang sangat indah sekali bagi pecinta film horor-thriller.
ADVERTISEMENT
Penulis: Andri