Konten dari Pengguna

Inspiratif Lansia di Pondok Al-Ishlah Kota Malang Meneguhkan Generasi Muda

PMM Al-islah
Universitas Muhammadiyah Malang
26 April 2022 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PMM Al-islah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

PMM UMM Kelompok 18

(Sumber: Dokumentasi PMM UMM 18) Program Berbagi Hidup oleh PMM UMM Gel. 3 Kel. 18
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber: Dokumentasi PMM UMM 18) Program Berbagi Hidup oleh PMM UMM Gel. 3 Kel. 18
ADVERTISEMENT
Malang, 25 April 2022 ─ Program ‘Berbagi Hidup’ merupakan kegiatan semi konseling dengan Mahasiswi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang dilakukan dengan lansia di Pondok Lansia Al-Ishlah Kota Malang, bersama PMM UMM kelompok 18 yang dibimbing oleh Ibu I’anatut Thoifah, M.Pd.I. Program ini mengusung tema ‘arti hidup dan kisah inspiratif masa muda’. Oma Isti merupakan Guru Olahraga dan Oma Tatiek bekerja di Departemen Keuangan semasa muda.
ADVERTISEMENT
Salah satunya pengalaman Oma Isti sebagai Guru, menurut beliau bahwa sebagai pendidik dan orangtua asuh pentingnya kesadaran dalam menghargai setiap proses fase perkembangan anak dalam aktualisasi diri. “Kita sebagai orang tua dan guru tidak bisa membandingkan anak-anak dengan orang lain disekitarnya, setiap anak itu ingin mendapatkan pengakuan atas keberadaannya, dan mereka memiliki identitas diri, serta kelebihan masing-masing” ujar Oma Isti. Dengan demikian, Oma Isti memandang hidup yang bermakna yaitu dengan selalu bersyukur atas apa yang dimiliki. “Saya bersyukur masih bisa makan nasi dibandingkan dengan Oma-oma yang lain, saya masih bisa mendengar, masih bisa melihat, masih bisa jalan, meskipun harus pakai tongkat dan jalannya timpang” Jelas Oma Isti.
Berbeda dengan pengalaman Oma Tatiek sebagaimana masa muda menjadi wanita karier yang mandiri, tidak terlepas dari kemandirian di masa tua saat ini. Oma Tatiek memilih untuk tinggal di Pondok Lansia Al-Ishlah dengan keinginan sendiri. Bukan tanpa sebab, mencari pengalaman hidup yang berbeda dengan berbagi pengalaman, terus belajar, dan menikmati masa tua bersama kenalan baru pengisi waktu luang. “Saya tinggal sendiri dirumah. Jadi, saya kadang merasa kesepian. Sehingga saya memutuskan untuk tinggal di Pondok Lansia Al-Ishlah ini atas kemauan saya sendiri dengan tujuan selain untuk mencari teman, juga untuk mencari pengalaman hidup” jelas Oma Tatiek.
ADVERTISEMENT
Seringkali stigma sosial mengenai panti jompo dipandang bahwa anak yang tidak memiliki waktu dalam mengurus orang tua. Memang tidak asing terdengar. Namun, Oma Isti dan Oma Tatiek menghancurkan tembok stigma sosial mengenai panti jompo yang telah menyadarkan kita sebagai generasi muda, bahwa sebagai lansia tidak selalu harus bergantung pada orang lain. Selain itu, senantiasa bersyukur dalam menjalani setiap kehidupan, serta jiwa-jiwa inspiratif tetap dapat berdaya dan berguna di masa tua.