Konten dari Pengguna

Mengasah Kreativitas Siswa dari Barang Bekas Oleh PMM UMM di SDN Karangbesuki 1

PMMkel61 BhaktikuNegeri
Sekelompok mahasiswa yang minat pada bidang kesehatan dan ingin mengembangkan kreativitas serta inovasi yang dimilikinya supaya bermanfaat untuk banyak orang.
15 Agustus 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PMMkel61 BhaktikuNegeri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kerajinan dari Barang Bekas
zoom-in-whitePerbesar
Kerajinan dari Barang Bekas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa tahun terakhir, sistem pendidikan di Indonesia semakin menitikberatkan pada prestasi akademik siswa. Tekanan untuk meraih nilai yang tinggi dan berhasil dalam ujian nasional membuat fokus utama pendidikan di banyak sekolah terpusat pada pencapaian akademik. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pengembangan aspek non-akademik, seperti kreativitas, keterampilan seni, dan kecerdasan emosional siswa. Padahal, keseimbangan antara akademik dan non-akademik sangat penting untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kreatif, inovatif, dan berdaya saing.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks inilah, Universitas Muhammadiyah Malang, melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), mengambil inisiatif untuk mengasah kreativitas siswa melalui inovasi seni dari barang bekas. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangbesuki 1, dengan tujuan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri, berkreasi, dan mengembangkan keterampilan non-akademik melalui pemanfaatan barang bekas menjadi karya seni yang bermanfaat.
Latar Belakang Permasalahan
Tekanan untuk fokus pada akademik sering kali mengesampingkan pentingnya pengembangan kreativitas dan keterampilan seni di kalangan siswa. Banyak sekolah yang lebih banyak mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional, seperti matematika, sains, dan bahasa, dibandingkan dengan pelajaran seni atau keterampilan praktis. Akibatnya, anak-anak tumbuh dengan kemampuan akademik yang kuat, tetapi kurang mampu berpikir kreatif, berinovasi, atau mengapresiasi seni.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini tidak hanya terlihat di kota-kota besar, tetapi juga di daerah-daerah yang lebih kecil. SDN Karangbesuki 1, misalnya, adalah salah satu sekolah yang sebagian besar fokus pendidikannya masih terpusat pada prestasi akademik siswa. Sementara itu, potensi kreativitas dan keterampilan seni siswa kurang dikembangkan secara optimal karena keterbatasan sarana, prasarana, dan waktu yang tersedia di sekolah.
Padahal, kreativitas merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak. Melalui kegiatan seni, seperti melukis, membuat kerajinan, atau memanfaatkan barang bekas untuk menciptakan sesuatu yang baru, siswa dapat belajar berpikir out-of-the-box, mengembangkan imajinasi, dan menemukan solusi kreatif untuk berbagai masalah. Inisiatif PMM UMM di SDN Karangbesuki 1 bertujuan untuk mengisi kekosongan ini dengan memberikan pengalaman belajar yang berfokus pada pengembangan kreativitas siswa melalui seni dari barang bekas.
ADVERTISEMENT
Tujuan dan Metode Kegiatan
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kreativitas siswa dengan memanfaatkan barang bekas menjadi karya seni yang memiliki nilai estetika dan fungsional. Secara lebih spesifik, tujuan dari kegiatan ini adalah:
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan pembelajaran yang interaktif dan partisipatif. Mahasiswa PMM UMM menyusun serangkaian kegiatan seni di mana siswa diajak untuk berkreasi dengan menggunakan bahan-bahan bekas seperti stik es krim, botol plastik, kardus, dan cat warna. Kegiatan ini dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses penciptaan karya seni, mulai dari perencanaan, pemilihan bahan, hingga pelaksanaan dan penyelesaian proyek.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan Kegiatan
Membuat Tempat Pensil dari Botol Bekas
Membuat Bingkai Foto dari Stik Es Krim
Kegiatan inovasi seni dari barang bekas ini dilaksanakan dalam beberapa sesi, yang setiap sesinya diikuti oleh siswa dari kelas 4 di SDN Karangbesuki 1. Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan pengenalan tentang pentingnya daur ulang dan bagaimana barang-barang bekas yang sering dianggap sebagai sampah dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai seni.
Mahasiswa PMM UMM kemudian memberikan contoh-contoh karya seni yang dapat dibuat dari barang bekas, seperti bingkai foto dari stik es krim dan tempat pensil dari botol plastik bekas. Siswa diajak untuk melihat bahwa barang-barang yang sering mereka temui sehari-hari sebenarnya memiliki potensi untuk diubah menjadi sesuatu yang menarik dan berguna.
Setelah sesi pengenalan, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi tugas untuk merancang dan membuat karya seni mereka sendiri dari barang bekas. Setiap kelompok didampingi oleh mahasiswa PMM yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing. Proses ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang teknik seni dan kerajinan, tetapi juga tentang pentingnya bekerja sama dalam tim, berbagi ide, dan saling mendukung satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Salah satu karya yang dibuat oleh siswa adalah bingkai foto dari stik es krim. Proses pembuatan bingkai ini melibatkan beberapa langkah, mulai dari mengumpulkan stik es krim, membersihkannya, hingga merangkai dan menghiasnya. Siswa diajarkan cara menggunakan lem untuk memberikan kreasi bentuk pada bingkai mereka. Selain itu, mereka juga diajarkan cara membuat tempat pensil dari botol plastik bekas. Siswa memotong botol plastik, menghiasnya dengan cat warna, dan menambahkan aksesoris lain untuk mempercantik tempat pensil tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis dalam membuat kerajinan, tetapi juga membuka wawasan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara mendaur ulang barang-barang bekas.
Hasil dan Dampak Kegiatan
Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa SDN Karangbesuki 1 memiliki potensi kreativitas yang sangat tinggi. Meskipun pada awalnya beberapa siswa merasa ragu atau tidak yakin dengan kemampuan mereka, seiring berjalannya waktu, mereka mulai menikmati proses kreatif ini dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Bingkai foto dari stik es krim dan tempat pensil dari botol plastik yang mereka buat menjadi bukti nyata bahwa barang bekas dapat diubah menjadi sesuatu yang berharga dan indah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kegiatan ini juga berdampak positif pada sikap siswa terhadap lingkungan. Mereka menjadi lebih sadar akan pentingnya mendaur ulang dan memanfaatkan barang-barang bekas daripada membuangnya begitu saja. Beberapa siswa bahkan mulai membawa barang bekas dari rumah untuk digunakan dalam proyek seni mereka di sekolah.
Dari sisi pengembangan diri, kegiatan ini membantu siswa untuk lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide-ide mereka. Mereka belajar bahwa setiap ide memiliki nilai dan bahwa proses penciptaan tidak selalu harus sempurna, tetapi yang terpenting adalah keberanian untuk mencoba dan belajar dari pengalaman.