Menakjubkan! Project Pelayanan Kesehatan dengan Digitalisasi di B-ICON POLKESLU

polkeslutimes
Akun Resmi Poltekkes Kemenkes Bengkulu di Portal Kumparan
Konten dari Pengguna
17 November 2022 19:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari polkeslutimes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
2nd Bengkulu International Conference on Health tahun 2022 ini menarik perhatian tamu undangan, salah satunya memperkenalkan project pelayanan kesehatan dengan digitalisasi menggunakan bantuan Big Data. Project ini secara langsung dipresentasikan oleh pembicara terbaik yaitu David Agustriawan dari Department of Bioinformatics Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L).
ADVERTISEMENT
Sebelum menyampaikan project, David memperkenalkan insitut di mana ia dan timnya banyak mempelajari dan mengembangkan sebuah riset. Tentu saja, dari namanya saja yang berskala internasional institut ini menyerap banyak lulusan di dalam maupun luar negeri.
“Untuk program bioinformatic, merupakan program yang pertama di Indonesia. Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja yg memiliki pengalaman atau background di bioinformatic.” ujar David. Benar saja, sekarang kita bisa merasakan kecanggihan teknologi, dan itu akan terus berkembang hingga ke masa depan seperti yang disinggung David semua akan serba teknologi di masa depan. Khususnya pada sektor kesehatan, kita benar-benar perlu bantuan teknologi untuk membantu pekerjaan manusia.
Menurut David, kita sudah berada di era digital, kita harus merubah semua ke digital. Kita berharap ini akan jauh mudah dan membantu jika kita menggunakan digitalisasi. Kita bisa menyediakan data yang lebih akurat jika menggunakan digitalisasi seperti ini. Tak jarang pekerjaan yang dilakukan manusia sering terjadi keteledoran dan kesalahan lain yang tidak disengaja. Untuk itu diperlukan bantuan digitalisasi untuk menghindari kesalahan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Kita perlu teknologi kesehatan, kita perlu adanya inovasi di bidang sektor kesehatan, kita bisa cek di semua rumah sakit masih kurangnya teknologi yang memadai. Ini merupakan pentingnya teknologi dalam bidang kesehatan, kita perlu membuat inovasi dan membuat produk kita sendiri, setiap dosen di sini diharapkan bisa membuat aplikasi atau produk dan tidak berhenti dengan hanya publish papper.” tegas David.
Untuk teknologi dalam sektor kesehatan sendiri sudah ramai diperlombakan oleh setiap rumah sakit di tiap provinsi. Rumah sakit tentu akan mengedepankan kualitas yang dimilikinya dengan menyediakan banyak teknologi canggih guna membantu pelayanan kesehatan. Namun, di rumah sakit Indonesia sendiri masih sangat kurang dalam pelayanan kesehatan dengan teknologi, mungkin hanya sebagian rumah sakit besar saja. Menurut David, setiap industri kesehatan mempunyai health system, masyarakat akan bisa melihat riwayat kesehatan dan apa yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit orang tersebut. Ini merupakan teknologi yang sudah diimplementasikan di Jakarta dan tidak yakin jika di Bengkulu akan bagaimana. Kalau di Jakarta kita bisa melakukan konsultasi di rumah sakit, mendapatkan obat, dan bisa mem-finish medicine. Ini lebih efektif dan efisien dan beberapa rumah sakit di Jakarta sudah menerapkan ini. David berharap Bengkulu bisa menerapkan juga. David menegaskan kembali kita harus siap digitalisasi big data dan kecerdasan buatan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan background David, tentu saja berdiskusi tentang digitalisasi, baginya kita perlu mentransformasi yang sebelumnya secara manual menjadi komputerisasi dan juga bisa menjangkau wilayah-wilayah yang ujung. David juga menyampaikan saat ini yang sedang berjalan adalah dokter akan memberikan resep, apoteker akan menulis data secara manual tanpa interaksi dengan dokter, bahkan 200 resep harus diselesaikan dan setiap obat memiliki komponen aktif, tentu saja ini membuat apoteker kesulitan. Ini merupakan ketidak efisien, yang ditakutkan akan terjadi kesalahan dalam penulisan obat.
Yang dikatakan oleh David memanglah benar. Sudah banyak terjadi kesalahan yang disebabkan keteledoran dari apoteker ataupun tenaga kesehatan lainnya. Hingga kita pun menyadari bahwa kita sangat membutuhkan bantuan teknologi.
“Kita akan membuat kolaborasi bersama dokter dan rumah sakit, dengan menggunakan sistem ini apoteker atau staf hanya input data obatnya saja misalnya paracetamol. Nantinya akan mengklasifikasikan interaksinya kita akan memberikan rekomendasinya untuk spesifikasi obat yang cocok untuk pasien, dan ini merupakan project yang akan kami selesaikan.” ujar David yang memperkenalkan sistem pelayanan kesehatan mendatang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, David juga menyebutkan saat ini sedang dikembangkan project untuk memonitoring jantung dengan lebih efektif dan efisien. Sama seperti project lainnya, yakni dengan sistem pelayanan kesehatan berbasis digitalisasi. David menuturkan bahwa inovasi disini harus berdasarkan masalah yang ada dan berdasarkan fakta, tidak hanya sebatas riset tapi kita harus mengembangkan sesuatu. Setelah mendapatkan produknya kita menyebar ke rumah sakit untuk mengimplementasikannya ke 10 rumah sakit terlebih dahulu. Inovasi ini harus dimanifestasi untuk mendapatkan keuntungan.
Uniknya lagi, David mengatakan bahwa mereka juga mengembangkan pembuatan vaksin. Yang membuatnya unik adalah vaksin ini bukan dibuat seperti mencampurkan cairan-cairan di dalam lab. Namun, pembuatan vaksin ini melalui bantuan teknologi, sehingga dapat dibuat dengan lebih mudah dan jelas data yang didapat lebih akurat. David juga menegaskan kita harus lebih paham dengan AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan yg sangat berguna untuk membantu keakuratan dalam bidang kesehatan. (bicon)
ADVERTISEMENT