Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Upaya Adaptasi PERPI Terhadap Perubahan
4 Oktober 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari marketing co id tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Market dan dunia berubah sangat cepat sehingga tuntutan klien kian beragam. Apabila pelaku marketing research (MR) tidak merespons dengan proaktif dan menawarkan solusi-solui yang komprehensif maka akan bukan tidak mungkin pelaku MR akan ditinggal oleh klien.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (PERPI) menjadikan program pelatihan sebagai salah satu bagian yang sangat penting. Founder PERPI Yanti Nisro Corbett mengatakan, setiap pelaku MR harus banyak berubah jika tidak ingin ditinggal klien.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya dengan memberikan solusi dan service yang dibutuhkan klien saat ini atau yang akan datang, menggabungkan data riset dengan bigdata yang berkaitan, metodologi riset yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan saat ini dan yang akan datang, berkolaborasi dengan pemerintah dan industri lainnya sehingga selalu terupdate prioritas untuk Indonesia, dan berkolaborasi dengan MR International terutama ESOMAR dan asosiasi MR dari negara lain.
Menurut Yanti, salah satu rutinitas yang diadakan PERPI adalah mengumpulkan para anggotanya untuk membahas berbagai perubahan dan perkembangan dalam industri, mendiskusikan tren dan prospeknya di Indonesia, dan secara aktif membantu lembaga yang mengorientasikan penelitian melalui diskusi, sesi pelatihan, dan lokakarya. Kegiatan ini dapat memperkaya bakat peneliti pemasaran Indonesia dan mengembangkan pengetahuan mereka serta kesempatan untuk berinovasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada sesi Morning Discussion bagi semua anggota yang dilakukan setiap dua bulan sekali. Sesi ini bertujuan untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman mereka dalam meningkatkan industri MR. Dalam diskusi ini, PERPI turut mengundang pembicara-pembicara ahli dari luar asosiasi untuk lebih memahami kondisi pasar terkini dan memastikan industri riset pasar selalu selaras dengan dinamika bisnis yang ada.
Lebih lanjut Yanti mengatakan, kondisi pandemi saat ini juga memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha, termasuk oleh perusahaan-perusahaan marketing research (MR) yang tergabung dalam PERPI. Dalam situasi sulit seperti ini, PERPI bisa menjadi kepanjangan tangan baik dari suara para anggota maupun kebijakan pemerintah dengan mendukung anggota sebisa yang dilakukan, misalnya memberikan training lebih sering dengan biaya yang jauh lebih murah.
ADVERTISEMENT
“Pandemi ini selain menjadi tantangan juga menjadi peluang untuk pelaku MR lebih memanfaatkan teknologi. Walaupun dengan kebijakan work from home (WFH), akan tetapi terbukti bahwa bisnis tetap jalan, tentunya thanks to teknologi komunikasi yang makin canggih sekarang,” ujar Yanti.
“Juga karena ‘terpaksa’, Indonesia yang tadinya ketinggalan dalam metodologi online research, sekarang tiba-tiba banyak research, baik quantitative maupun qualitative, dilakukan secara online. Dan, ternyata bisa bahkan responden pun makin nyaman melakukan FGD online,” lanjutnya.
Beberapa minggu lalu PERPI merayakan ulang tahun yang ke-14 secara daring. Perayaan diisi dengan berbagai game yang menarik dan melibatkan banyak peserta. Inovasi ini menurut Yanti perlu dipertahankan dan lebih baik jika bisa dikembangkan sehingga membalikkan tantangan menjadi sebuah peluang.
ADVERTISEMENT
Demi menjaga kepercayaan para anggotanya, kata Yanti, PERPI berupaya konsisten dalam memberi manfaat buat para anggota dan bekerja secara profesional serta transparan dalam komunikasi dan melibatkan sebanyak mungkin anggota dalam kegiatan-kegiatannya.
Yanti berharap, ke depannya PERPI akan lebih banyak membantu para anggotanya untuk memajukan sumberdaya dan teknologi yang harus dikuasai pelaku MR agar bisa menjadi partner handal bagi klien yang ada bahkan industri baru yang belum pernah pakai MR sebelumnya. “PERPI tidak bisa bekerja sendiri, kolaborasi dengan pihak lain harus semakin ditingkatkan,” tandas Yanti.