Konten dari Pengguna

18 November 1987: Bunuh Diri Massal di Jonestown

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
18 November 2020 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Ken Hawkins/Alamy
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Ken Hawkins/Alamy
ADVERTISEMENT
Pada 18 November 1978, pendiri sekte Peoples Temple, Jim Jones, memimpin ratusan pengikutnya dalam aksi bunuh diri massal di suatu komune pertanian mereka di Guyana, negara kecil yang berada di Amerika Selatan.
ADVERTISEMENT
Banyak pengikut Jones dengan sukarela meminum racun sementara yang lain dipaksa melakukannya dengan todongan senjata di kepala mereka. Tercatat, tragedi tersebut menewaskan 909 orang; sepertiga dari mereka yang tewas adalah anak-anak.
Jim Jones adalah seorang gerejawan karismatik yang mendirikan Peoples Temple, sebuah sekte Kristen, di Indianapolis pada 1950-an. Dia berkhotbah menentang rasisme, dan kongregasinya yang terintegrasi berhasil menarik banyak orang Afrika-Amerika.
Foto: Jim Jones (duduk di kursi) bersama istri dan para anak angkatnya. Dok: Getty Images/Don Hogan Charles
Pada tahun 1965, dia memindahkan kelompoknya ke California Utara, menetap di Ukiah dan pindah ke Sanf Fancisco pada tahun 1971 . Pada 1970-an, gerejanya mendapati tuduhan yang lemparkan oleh media karena melakukan penipuan keuangan, pelecehan seksual terhadap anggotanya, dan penganiayaan anak-anak.
Menanggapi kritik yang memuncak, Jones yang semakin paranoid mengundang jemaatnya untuk pindah bersamanya ke Guyana, di mana dia berjanji mereka akan membangun utopia sosialis atau 'surga yang merata'. Tiga tahun sebelumnya, sekelompok kecil pengikutnya telah melakukan perjalanan ke negara kecil itu untuk mendirikan apa yang akan menjadi Jonestown kelak.
ADVERTISEMENT
Jonestown ternyata bukan surga yang dijanjikan pemimpin mereka. Para pengikutnya yang menjadi anggota kuil dipaksa bekerja berhari-hari di ladang dan menjadi sasaran hukuman berat jika mereka mempertanyakan otoritas Jones. Para anggota didorong untuk saling memberi informasi dan dipaksa untuk menghadiri pertemuan larut malam yang panjang. Jones, pada saat itu dalam kondisi kesehatan mental yang menurun dan kecanduan terhadap obat-obatan, yakin bahwa pemerintah AS dan yang lainnya akan menghancurkannya. Dia meminta para pengikutnya untuk berpartisipasi dalam simulasi atau latihan bunuh diri di tengah malam.
Foto: Jim Jones dan istrinya, Marceline Jones ketika melakukan khutbahnya di Jonestown. Dok: Bettmann Achive.
Pada tahun 1978, sekelompok mantan anggota Peoples Temple meyakinkan Anggota Kongres AS, Leo Ryan, untuk melakukan perjalanan ke Jonestown dan menyelidiki sekte tersebut. Pada 17 November 1978, Ryan tiba di Jonestown bersama beberapa wartawan dan pengamat lainnya. Pada awalnya kunjungan berjalan lancar, tetapi keesokan harinya, ketika delegasi Ryan hendak pergi, beberapa penduduk Jonestown mendekati kelompok tersebut dan meminta mereka untuk keluar dari Guyana.
ADVERTISEMENT
Jones menjadi tertekan karena pembelotan yang dilakukan oleh para pengikutnya, dan salah satu suruhan Jones menyerang Ryan dengan pisau. Beruntung Ryan dapat lolos dari insiden itu tanpa cedera, tetapi Jones kemudian memerintahkan para pengikutnya untuk menyergap dan membunuh Ryan dan yang lainnya di lapangan terbang saat mereka berusaha untuk pergi. Anggota kongres dan empat orang lainnya dibunuh saat mereka hendak naik pesawat carter mereka.
Foto: Seorang wartawan yang menjadi korban ketika terjadi penyergapan. Dok: Getty Images/AFP/Larry Downing.
Segera, Jones memerintahkan semua pengikutnya untuk berkumpul di paviliun utama dan melakukan apa yang dia sebut sebagai "tindakan revolusioner." Anggota termuda dari Peoples Temple adalah yang pertama meninggal, karena orang tua dan para perawat menggunakan jarum suntik untuk menyuntikan campuran sianida, obat penenang, dan jus buah bubuk ke tenggorokan anak-anak. Orang dewasa kemudian berbaris untuk minum ramuan yang dicampur racun sementara para penjaga bersenjata mengepung paviliun.
ADVERTISEMENT
Ketika pejabat Guyana tiba di kompleks Jonestown keesokan harinya, mereka menemukan ratusan mayat yang memenuhi Jonestown. Banyak orang tewas dengan tangan merangkul satu sama lain. Beberapa orang berhasil melarikan diri ke hutan ketika bunuh diri terjadi, sementara setidaknya beberapa lusin lebih anggota Peoples Temple, termasuk beberapa putra Jones, selamat karena mereka berada di bagian lain Guyana pada saat itu.
Dok: Wikimedia Commons.
**
Referensi: