Alain Prost, Pemegang Empat Kali Juara Dunia F1

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
14 November 2018 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alain Prost, seorang pebalap mobil teratas Formula Satu, dilahirkan di Prancis pada 24 Februari 1955. Alain Prost mencatatkan rekor 51 kali kemenangan dalam Formula Satu, dan dinobatkan sebagai pebalap terbaik Formula Satu sebanyak empat kali.
ADVERTISEMENT
Formula Satu merupakan ajang balap mobil Grand Prix paling bergengsi, yang mengikutsertakan mobil-mobil dengan kecepatan pacu mencapai 200 mil per jam, dan teknologi canggih dalam dunia otomotif. Tidak heran jika ajang Formula Satu memberikan ketenaran bagi para pebalapnya, termasuk Alain Prost.
Alain Prost dikenal oleh dunia karena prestasinya menjadi pemenang Grand Prix Sepanjang Masa dengan peroleh start nyari 200, dan posisi terbaik sekitar 20, serta kemenangan sebanyak 51 kali, posisi kedua 21 kali, dan posisi ketiga 18 kali. Nyaris pada setiap pertandingan, saat tahun-tahun kejayaannya, Alain Prost menaiki podium juara.
Pebalap Prancis itu memenangkan gelar juara dunia pada tahun 1985, dan 1986 sebagai anggota tim McLaren TAG Porsche Turbo. Sementara dua gelar juara dunia lainnya di dapat ketika ia berada di Tim McLaren Honda tahun 1989, serta bersama tim Williams-Renaults pada 1993.
ADVERTISEMENT
Alain Prost menuntaskan gelar balap Formula Satu nya yang keempat pada posisi kedua, saat Juan-Manuel Fangio memenangkan piala Sepanjang Masa, dengan memenangkan Grand Prix Portugis pada 26 September 1993. Keberhasilannya itu menjadi penutup bagi karirnya yang luar biasa.
Terjadi sebuah peristiwa yang cukup ironi setelah Prost memutuskan untuk berhenti dari dunia balap Formula Satu. Musuh bebuyutan Prost, yaitu Ayrton Senna dari Brazil tewas dalam suatu kecelakaan di ajang Formula Satu di Grand Prix San Marino pada Mei 1994, hanya enam bulan setelah pengunduran diri Prost pada September 1993.
Ayrton Senna dikenal sebagai pesaing terberat Prost, sehingga ketika ia memutuskan untuk pensiun, Senna menggantikan posisinya sebagai kandidat terbaik untuk memenangkan gelar Grand Prix Sepanjang Masa. Senna pun diketahui menjadi pengganti Prost di tim Williams-Renault. Saat kecelakaan terjadi, gelar juara sudah berada di depan mata Senna. Namun takdir berkata lain, sehingga gelar itupun tidak sempat didapatnya.
ADVERTISEMENT
Sumber : Jacobs, Timothy. 2002. 100 Atlet Pengukit Tinta Emas Olah Raga. Delapratasa Publishing
Foto : commons.wikimedia.org