Konten dari Pengguna

Alaric The Goth dan Jatuhnya Kekaisaran Romawi

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
8 September 2018 20:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alaric dilahirkan pada 370 M, di Pulau Peuce, di muara Sungai Danube, yang sekarang menjadi Rumania. Alaric merupakan seorang bangsawan yang sempat memimpin pasukan Gothik (Jerman) dalam tentara Roma. Ia membantu mengalahkan pemberontak Kaisar Eugenius yang merebut kekuasaan pada 394. Alaric kemudian meninggalkan pasukannya setelah kematian Kaisar Theodosius, dan diangkat sebagai pemimpin di Suku Visigoth.
ADVERTISEMENT
Pada 390, Alaric memerintahkan pasukannya untuk menyerang kekaisaran Romawi Timur, yang berpusat di Konstantinopel, karena masyarakat mengeluh tidak diberikan subsidi seperti yang dijanjikan pemerintah. Perlawanan suku Visigoth tersebut dapat dihentikan oleh pasukan Romawi di bawah pimpinan Flavius Stilicho.
Selang lima tahun kemudian, Alaric bergerak ke selatan menuju Yunani dengan maksud menguasai wilayah tersebut. Alaric dan pasukannya berhasil menjatuhkan beberapa kota, seperti Korintus, Megara, Argos, dan Sparta.
Kekejaman yang dilakukan oleh suku Visigoth baru berhenti setelah Arcadius dari Kekaisaran Timur memberikan sejumlah harta kepada Alaric. Arcadius pun memberikan hadiah berupa jabatan gubernur Illyricum kepada Alaric sebagai jaminan agar Visigoth menghentikan penyerangannya.
Alaric lalu mengalihkan perhatiannya pada Kekaisaran Barat, dan mencoba menyerang Italia. Namun upayanya tersebut dihalangi oleh Stilicho dan pasukan Romawi. Visigoth pun berhasil dikalahkan dalam serangkaian perang di Pollentia pada 402, dan memaksanya untuk mundur dari wilayah Semenanjung Italia.
ADVERTISEMENT
Kegagalan juga harus diterima Alaric kala melakukan serangan untuk yang kedua kalinya. Akhirnya, Alaric melakukan perjanjian damai dengan Stilicho.
Ilustrasi bangunan dari zaman Romawi (Foto: Ángel M. Felicísimo/Wikimedia Commons)
Pada Agustus 408, Kaisar Honorius mengeksekusi Stilicho karena kesalahan yang dibuatnya. Alaric lalu memanfaatkan hal itu untuk mengepung Roma, sambil meminta tambahan subsidi bagi suku Visgoth. Tindakannya itu berhasil membuat gentar penduduk Roma hingga akhirnya Senat menyetujui permintaan Alaric.
Tindakan Alaric semakin mempengaruhi pemerintahan Roma setelah ia melakukan pengepungan pada tahun 409. Kali ini, Alaric berencana untuk menurunkan takhta Honorius, dan mengajukan Attalus sebagai kaisar. Alaric kemudian ditunjuk sebagai panglima tertinggi pasukan Roma setelah Attalus menjadi kaisar.
Pada musim panas tahun 410, Alaric bersama dengan kaumnya, kembali mengepung Roma untuk ketiga kalinya. Alaric mencoba untuk menurunkan Attalus sebagai kaisar.
ADVERTISEMENT
Para sekutu Alaric yang berada di dalam kota Roma melakukan pemberontakan dan mencoba membuka pintu gerbang agar pasukan Visigoth dapat dengan mudah menduduki kota tersebut. Kota Roma yang kokoh, yang selama 800 tahun berhasil bertahan dari bangsa asing, akhirnya harus tunduk di bawah kekuasaan kaum Visigoth.
Ambisi Alaric untuk memperluas pengaruh kaum Visigoth semakin besar. Ia pun merencanakan penyerangan ke wilayah Sisilia dan Afrika setelah selesai dengan kota Roma. Tetapi dalam perjalanannya memenuhi ambisinya tersebut, Alaric harus meregang nyawa setelah armada lautnya dihantam oleh badai yang sangat besar. Alaric meninggal dalam peristiwa tersebut. Legenda mengatakan bahwa jenazah Alaric dimakamkan di sebuah tempat rahasia di Sungai Busento.
Sumber: Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 Pemimpin yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma
ADVERTISEMENT
Foto: commons.wikimedia.org