Alexander Graham Bell dan Alat Komunikasi Praktis

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
12 Maret 2018 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alexander Graham Bell (Foto: wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Alexander Graham Bell (Foto: wikimedia commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alexander Graham Bell dilahirkan pada 1847, di Edinburg, Skotlandia. Ia mengenyam pendidikan formal hanya beberapa tahun saja, sisanya ia lakukan di rumah dengan membaca buku-buku yang diperoleh dari keluarganya. Minat Alexander Graham Bell pada teknologi suara muncul secara alami, karena ayahnya merupakan seorang pakar dalam fisiologi vokal, memperbaiki pidato, dan mengajar untuk kalangan tuna rungu di wilayah Edinburg.
ADVERTISEMENT
Pada 1871, Alexander Graham Bell pindah ke Boston, Massachusetts. Pada 1875, ia membuat penemuan pertama yang akan membawanya pada penemuan telepon. Alexander Graham Bell kemudian mendaftarkan hak paten atas alatnya pada Februari 1876. Menariknya, ketika Bell mendaftarkan alatnya, ada seseorang yang mendaftarkan paten untuk alat serupa dengan yang dibuat oleh Bell, bernama Elisha Gray, tetapi ia terlambat beberapa jam dari Bell. Sehingga Alexander Graham Bell lah yang mendapat paten atas alat telepon tersebut.
Setelah permohonan patennya dikabulkan, Alexander Graham Bell melakukan sebuah demonstrasi publik atas telepon buatannya di Centennial Esposition, Philadelphia. Penemuannya itu menarik banyak minat masyarakat yang melihatnya, dan berhasil menerima penghargaan dari acara tersebut. Awalnya alat temuan Bell akan dibeli oleh Western Union Telegraph Company sebesar $100.000, namun batal karena beberapa alasan. Karenanya, Alexander Graham Bell dan beberapa rekannya mendirikan perusahan sendiri pada Juli 1877, yang menjadi cikal bakal perusahaan American Telephone and Telegraph Company (AT&T) saat ini. Perusahaan itu meraih kesuksesan yang sangat besar dan menjadi korporasi bisnis swasta terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Alexander Graham Bell dan keluarganya memiliki sekitar 15 persen saham di perusahaan itu. Bell dan istrinya diketahui kurang baik dalam menjalankan sebuah bisnis. Dalam tujuh bulan, mereka menjual mayoritas saham mereka di kisaran harga $250 per lembar. Sedangkan beberapa bulan setelahnya, harga saham mencapai $1.000 per lembarnya. Pada 1881, Bell dengan ceroboh menjual seluruh sisa saham yang masih dimiliki. Hingga akhirnya kepemilikan mereka atas perusahaan AT&T harus berakhir, dengan kekayaan hanya 1 juta dolar pada 1883.
Walaupun begitu, Alexander Graham Bell adalah seorang ilmuwan sejati. Ia tidak pernah sedikitpun menurunkan minatnya pada riset-riset ilmiah meski telah memperoleh banyak harta dari penemuan teleponnya. Bell berhasil menemukan beberapa alat yang sangat berguna bagi kalangan tunarungu. Minatnya itu didasari pada keadaan istrinya yang seorang tuna rungu. Alexander Graham Bell pada 1882 menjadi warga negara Amerika Serikat, dan meninggal di sana pada 1922.
ADVERTISEMENT
Sumber : Hart, Michael H. 2016. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Jakarta : Noura.