Konten dari Pengguna

Ambon Berdarah 18 Tahun Yang Lalu

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
19 Januari 2017 23:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tepat 18 Tahun bentrokan paling panas terjadi antara masyarakat komunitas Muslim dan Kristen Protestan di Maluku Tengah, bentrokan berdarah itu di mulai pada 19 Januari 1999, tanpa diduga kelompok Muslim dan Kristen saling menyerang, saling membakar habis rumah-rumah dan fasilitas umum serta saling membunuh di ibukota Propinsi (Ambon) dan juga desa-desa di Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Saparua, Pulau Buru dan Pulau Seram. Peristiwa serupa juga berlangsung di Maluku Utara dan Maluku Selatan yang tidak hanya melibatkan penganut Protestan tetapi juga Roma Katolik (Dieter Bartels).
ADVERTISEMENT
2 Konflik horizontal antara umat Muslim dan Nasrani di Ambon diawali dengan adanya kerusuhan pada tanggal 19 Januari 1999 bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri 1419 H, merupakan peristiwa yang sangat memilukan sekaligus menjadi catatan kelam sejarah perjalanan Propinsi Maluku (Koen tjoroningrat, 2001 : 38-39). Konflik berdarah itu diawali dengan perkelahiran antara pemuda keturunan Bugis bernama Nursalim yang dikenal dengan panggilan Salim tinggal di Batu Merah beragama Islam dengan Yacob Lauhery yang dikenal dengan panggilan Yopie pemuda asal Mardika beragama Kristen.