Konten dari Pengguna

Antara Run dan Manhattan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
3 Mei 2017 20:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pencarian jalan menuju Dunia Baru mulai abad ke-15 oleh negara-negara Eropa khususnya Inggris, Portugis, Belanda, dan Spanyol menyebabkan pertemuan kebudayaan antara Barat dan Timur. Dikuasainya Konstantinopel yang pada waktu itu merupakan pusat perdagangan antara Asia Kecil dan Eropa oleh Kesultanan Turki Utsmani ‘melegalkan’ negara-negara calon imperialis kuno untuk menuju tanah kaya rempah, Nusantara.
ADVERTISEMENT
Kawasan kepulauan Nusantara yang kelak di kemudian hari menjadi Negara Indonesia seperti sekarang ini sangatlah kaya akan bahan rempah, salah satunya tanaman pala (Mysristica Fragrans). Tanaman ini pada waktu itu dipercaya sebagai obat untuk penyakit pes yang sedang mewabah di Eropa. Giles Milton dalam bukunya Pulau Run Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan menuliskan kawasan kepulauan yang kaya akan tanaman pala pada masa itu ialah Kepulauan Banda, tepatnya di Pulau Run. Kepulauan Banda sendiri terdiri atas Pulau Banda Besar, Banda Neira, Banda Api, Hatta, Ai, dan Run. Run merupakan pulau terkecil dari gugusan Kepulauan Banda. Siapa sangka ternyata dahulu Pulau Run dijadikan salah satu transaksi bernilai historis tinggi antara Belanda dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Awal abad ke-17, Pulau Run menghasilkan panen pala yang melimpah. Lima pulau telah dikuasai oleh Belanda, tinggal satu yakni Run. Bila Run juga dikuasai oleh mereka, maka suplai pala dunia akan dimonopoli oleh Belanda. Kapten kapal Inggris Swan dan Defence, Nathaniel Courthope ditugaskan untuk mengamankan Pulau Run dari invasi Belanda pimpinan Jan Pieterzoon Coen. Namun, puluhan orang Inggris yang dipimpin Nathaniel tak dapat mempertahankan Pulau Run dari invasi ribuan tentara Belanda. Pada tahun 1623 Belanda pun berhasil menguasai seluruh Kepulauan Banda.
Dibalik berhasilnya Belanda menguasai Pulau Run, ternyata terdapat sebuah tragedi berdarah. Pembantaian Ambon 1623. Dimana para pedagang Inggris yang tak bersalah dituduh akan melakukan konspirasi untuk melawan Belanda. Inggris menilai ini sebagai konspirasi. Kesepakatan yang dirasa adil untuk menebusnya ialah Belanda menyerahkan Pulau Manhattan di Amerika kepada Inggris, sedang Run diserahkan oleh Inggris pada Belanda. Pakta Westminster 1654. Bila hal ini tak terjadi, mungkin sekarang Manhattan (New York) atau Amerika akan memakai bahasa Belanda, dan Run menggunakan bahasa Inggris.
foto : Liputan6
ADVERTISEMENT