Konten dari Pengguna

Aroma Sebagai Kekuatan Sejarah Manusia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
6 Januari 2018 14:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aroma Bangkitkan Kenangan Lama (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Aroma Bangkitkan Kenangan Lama (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Aroma dapat membangkitkan respon emosional yang kuat pada diri manusia, utamanya jika aroma tersebut terkait dengan pengalaman yang baik sehingga dapat membawa perasaan senang. Sama halnya seperti sebuah aroma busuk dapat terkait dengan memori buruk sehingga membuat kita merasa jijik.
ADVERTISEMENT
Penciuman akan sebuah bau mungkin identik dengan hewan yang memang memiliki tingkat penciuman tinggi jika dibandingkan dengan manusia. Tetapi terlepas dari itu penciuman pada manusia sangat penting karena dapat menentukan tindakan dan sikap manusia ketika mengenali bau yang mereka anggap baik ataupun tidak
Aroma bukan hanya sekedar fenomena biologis dan psikologis biasa. Aroma adalah sebuah budaya, termasuk fenomena sosial dan sejarah dengan nilai-nilai budaya dan dipakai oleh masyarakat sebagai sarana dan model untuk mendefinisikan dan berinteraksi dengan dunia.
Berkaitan dengan peran bau di zaman klasik, Paulus Fauré menulis di Parfums et aromates de l'Antiquite bahwa indera penciuman manusia di zaman modern begitu terbelakang jika dibandingkan dengan manusia di masa lalu yang dapat lebih menghargai pentingnya bau. Bahkan lebih jauh lagi manusia dahulu dapat menggambarkan bagian yang berwarna-warni dari sebuah aroma. Orang dahulu memanfaatkan aroma untuk melakukan ritual keagamaan mereka, seperti membuat parfum dari tanaman untuk disimpan di kuil-kuil tempat mereka beribadah.
ADVERTISEMENT
Perkembangan aroma di Barat kemudian beralih setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi. Dengan Perang Salib orang-orang barat sekali lagi dibawa ke dalam kontak dalam skala besar dengan rempah-rempah dan parfum dari Timur yang telah begitu mempesona orang Yunani dan Romawi. Aromatik merupakan bagian penting dari kehidupan yang baik dari abad pertengahan di Eropa.
Pada abad ke-19, Alain Corbin menyebut “revolusi penciuman”, aroma telah berpindah dari fungsinya dalam hal agama dan obat-obatan ke dalam hal yang lebih sentimen dan sensualitas. Perubahan tersebut tergambarkan dalam karya-karya sastra klasik yang banyak menilai aroma sebagai bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat Eropa, terutama dalam pergaulan mereka sehari-hari.
Aroma menawarkan hal menarik dari keyakinan dan praktik budaya pada era penciuman yang berbeda. Dalam kosmologi Yunani klasik, misalnya, bau rempah-rempah dikaitkan dengan matahari. Dalam kosmologi Barat modern, tentu saja, matahari pada dasarnya adalah sebuah entitas visual, tanpa identitas penciuman. Terlihat bahwa penggambaran mengenai aroma sangat berbeda dari setiap zaman.
ADVERTISEMENT
Sumber : Classen, Constance, dkk. 1994. Aroma : The Cultural History of Smell. London and New York.