Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Asal-usul Dago: Tempat Cantik di Bandung Bekas Sarang Perampok dan Hewan Buas
14 November 2020 18:11 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata yang terkenal di seluruh penjuru Indonesia. Rombongan wisatawan seakan tak ada hentinya membanjiri ibu kota Jawa Barat yang dijuluki Kota Kembang itu.
ADVERTISEMENT
Salah satu kawasan yang banyak didatangi wisatawan adalah Dago. Kawasan ini dikenal sebagai sentra belanja dan kuliner yang siap memanjakan siapapun yang datang ke sana. Selain itu, ada pula Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang memberikan nuansa alami.
Namun siapa sangka, di balik kecantikannya, Dago menyimpan kisah masa lalu yang cukup mengerikan. Berbeda jauh dengan sekarang, Dago dulunya justru merupakan kawasan yang dihindari orang-orang.
Menurut catatan sejarah, Dago sudah dikenal sejak era kolonial Belanda. Saat itu, warga Bandung bagian utara biasa pergi ke pasar melewati jalur setapak secara beramai-ramai. Faktor keamanan menjadi alasannya.
Bandung utara di masa lalu adalah daerah yang dikuasai gerombolan perampok. Selain itu, banyak pula hewan buas yang menghuni area hutan, khususnya hutan yang terletak di sekitar Terminal Dago saat ini. Karena itu, warga senantiasa pergi secara ramai-ramai dalam rombongan.
ADVERTISEMENT
Biasanya, warga akan saling menungu satu sama lain sebelum memulai perjalanan. Dalam Bahasa Sunda, menunggu artinya adalah "dagoan". Ini juga yang menjadi asal usul nama Dago.
Dago di masa lalu sebetulnya bukan hanya soal kisah menyeramkan seputar perampok dan hewan buas. Dago adalah daerah tempat berdirinya banyak rumah peristirahatan milik para kaum elit semasa Belanda berkuasa.
Pembangunan di Dago bermula pada tahun 1905. Seiring waktu, Pemerintah Hindia Belanda semakin menggencarkan pembangunan di sana pada tahun 1920 hingga 1940. Jalan Ir. H Juanda yang membelah kawasan Dago pun dulunya bernama Dagostraat.
Sumber: jabarprov.go.id, bandung.go.id