Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Asal-usul Penggunaan Payung di Dunia
27 Februari 2018 18:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Melalui bukti sejarah yang ada, diketahui bahwa payung sudah ditemukan sekitar tahun 2.000 SM. Peradaban yang pertama kali menggunakan payung adalah bangsa Mesir, Syria, Yunani, dan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Bukti keberadaan payung pada peradaban-peradaban itu dapat terlihat dari artefak-artefak kuno yang ditemukan. Selain itu ukiran lukisan-lukisan yang ada di Mesir memperlihatkan payung yang digunakan untuk melindung raja dari paparan sinar matahari langsung ketik sedang berada di luar istana.
Jika bangsa Mesir dan Yunani menggunakan payung yang hanya dikhususkan untuk melindungi diri dari panas matahari, bangsa Tiongkok mengembangkan payung yang digunakan untuk melindungi diri dari hujan.
Bangsa Tiongkok melapisi payung yang terbuat dari kertas atau kulit kayu dengan lilin sehingga payung tersebut menjadi tahan dari air. Penemuan itu menjadi penting karena masyarakat dapat beraktivitas dengan baik walaupun cuaca sedang hujan, dan mereka tetap kering.

Payung yang dilapisi lilin kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, dan semakin populer.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-16 hingga abad ke-19, payung baru populer di negara-negara Eropa sebagai aksesoris bagi perempuan melakukan kegiatan sehari-hari di luar rumah. Mereka biasanya menggunakan payung ketika berkumpul di taman atau hanya sekedar berjalan-jalan di kota.
Payung yang digunakan di Eropa banyak yang menggunakan hiasan-hiasan untuk mempercantik bentuk payung tersebut.
Pada abad ke-18, seorang penulis bernama Jonas Hanway mempopulerkan payung di kalangan laki-laki. Payung akhirnya dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tidak identik lagi dengan aksesoris untuk mempercantik penampilan perempuan.
Awalnya payung yang ada di Eropa rangkanya terbuat dari kayu dan tulang ikan paus, dan tudungnya terbuat dari bahan alpaca, atau kanvas yang dilapisi minyak, serta pegangannya terbuat dari kayu eboni. Tetapi pada 1852, Samuel Fox, menemukan desain payung yang menggunakan rangka terbuat dari baja.
ADVERTISEMENT
Samuel Fox kemudian mendirikan sebuah perusahaan payung, bernama English Steels Company di Inggris.

Di Indonesia sendiri payung digunakan sebagai aksesoris bagi sebuah pertunjukkan seni, seperti tari payung. Selain itu juga payung menjadi salah satu kerajinan masyarakat di Jawa Barat. Bahan yang digunakan untuk membuat payung kerajinan itu adalah kertas, yang memiliki banyak warna dan motif.
Sumber : Zaenuddin. 2015. Asal-Usul Benda-Benda di Sekitar Kita Tempo Doeloe. Jakarta: Change