Konten dari Pengguna

Asal-usul Sejarah Serbet dan Napkin

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
14 November 2020 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Serbet merupakan kain yang berbentuk persegi panjang yang biasa terdapat di atas meja makan dan berfungsi untuk menyeka mulut dan jari ketika makan.
ADVERTISEMENT
Serbet relatif berukuran kecil diletakkan di meja dalam posisi terlipat. Bentuk lipatannya bermacam-macam, mulai dari lipatan sederhana hingga lipatan yang rumit.
Terminologi
Kata "Napkin" sendiri berasal dari bahasa Inggris dan sebenarnya merupakan serapan dari bahasa Perancis "Nappe” yang artinya "untuk meja". dan kemudian ditambahkan akhiran “-kin” untuk menunjukkan bahwa ukurannya yang kecil.
Kata “Serbet” atau dalam bahasa aslinya “Serviette” masih sering digunakan di Inggris, Irlandia, dan beberapa daerah di Kadana, Australia, Selandia Baru dan Afrika Selatan.
Di Australia dan Selandia Baru, “Serbet” atau “Serviette” biasanya mengacu pada kertas, bukan kain. Jadi, jika menyebut “Serviette” di kedua negara tersebut, maka yang dimaksud adalah kertas pembersih atau tisu. Untuk meminta atau menunjukkan kain pembersih dipakai kata “Napkin”.
Dok: Wikimedia Commons.
Penggunaan serbet dalam sejarah sudah ada sejak zaman Romawi. Sumber tertua tentang penggunaan serbet sudah ada sejak tahun 1384-1395.
ADVERTISEMENT
Awalnya menggunakan remah-remah roti
Pada awalnya, napkin sebenarnya bukanlah 'pembersih' berbahan kain, melainkan adonan roti yang disebut dengan ‘apomagdalie’. Adonan ini dipotong menjadi kecil lalu ditipiskan dengan cara digulung dan diletakkan di atas meja. Ini merupakan awal mula mulainya kebiasaan menyeka tangan dengan menggunakan irisan atau remah-remah roti.
Serbet awalnya dikenal dengan sebutan “Sudaria” dan “Mappae”. Sudaria adalah kain sejenis sapu tangan yang berukuran kecil dan dapat dimasukkan dalam saku.
Sementara itu, mappae berukuran lebih besar dan biasanya diletakkan di tepi kursi. Salah satu fungsi mappae adalah untuk menyeka bibir ketika makan.
Pada awal Abad Pertengahan, serbet tidak lagi digunakan. Tangan dan mulut diseka dengan apapun yang ada di atas meja atau bahkan hanya menggunakan tangan saja. Namun, sekitar tahun 1415-1475, napkin kembali digunakan.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-17, serbet mempunyai standar panjang 35 inchi dan lebar 45 inchi. Sebenarnya ukuran ini merupakan sepertiga luas dari taplak meja. Tidak lama kemudian, ukuran serbet kembali mengalami perubahan hingga menjadi panjang 36 inchi dan lebar 30 inchi.
Dok: Wikimedia Commons
Namun, sekarang ini napkin memiliki ukuran yang bermacam-macam dan disesuaikan dengan kebutuhan. Napkin yang berukuran besar biasanya dipakai untuk jenis menu yang bevariasi dan biasanya digunakan ketika acara formal, sedangkan napkin ukuran sedang digunakan untuk menu yang lebih simpel dan napkin dengan ukuran kecil untuk acara minum teh atau koktail.
**
Referensi: