Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Badai Bhola Siclon 1970: Egoisme India Jadi Petaka bagi Pakistan
11 Oktober 2018 14:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada 8 November 1970, badai besar terbentuk di atas Teluk Benggala dengan perkiraan pergerakan yang sangat menghancurkan. Badai itu dikenal dengan sebutan “Bhola Siclon”, bergerak dengan kecepatan 185 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
Badai Bhola Siclon mulai menghancurkan pulau-pulau kecil dalam perjalanannya menuju utara tersebut. Banyak desa dan lahan pertanian yang hancur akibat terjangan dahsyat badai itu. Thana dan Tazumaddin adalah wilayah terparah yang terkena dampak badai dengan korban tewas mencapai 167 ribu jiwa.
Tidak hanya Bangladesh, negara sekitarnya seperti Pakistan dan India juga terkena dampak yang tidak kalah besarnya. Pada 11 November 1970, terjangan badai mulai berubah arah ke sebelah timur laut.
Diketahui, Badai Bhola Siclon mencapai puncak peredarannya pada hari itu, dengan kecepatan angin 185 kilometer per jam.
Badai dahsyat itu membuat daratan pantai timur Pakistan, pada 12 November 1970, menjadi lebih tinggi karena air laut mengalami pasang. Setelah melewati wilayah pantai timur Pakistan, badai mulai melemah dan menghilang ke wilayah selatan Assam.

Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Besarnya jumlah korban di wilayah Pakistan dan sekitarnya, sebenarnya diakibatkan oleh kelalaian pemerintah India. Sebelum badai mencapai India dan Pakistan, kapal-kapal di Teluk Benggala telah memperingatkan pemerintah India mengenai kondisi cuaca yang akan membentuk badai besar, yang akan bergerak ke arah negaranya dan beberapa daerah Pakistan.
Tetapi pemerintah India tidak meneruskan informasi tersebut kepada pemerintah Pakistan. Hal itu dikarenakan hubungan antara kedua negara itu memang tidak harmonis.
Akibatnya, sebagian besar warga Pakistan terkejut dengan datangnya badai karena tidak mempersiapkan diri menghadapi bencana itu dengan baik. Selain itu, sistem peringatan badai di Pakistan Timur tidak berfungsi dengan baik. Kesalahan itu pun akhirnya harus dibayar mahal dengan tewasnya puluhan ribu jiwa warga Pakistan.
ADVERTISEMENT
Departemen Meteorologi Pakistan mengeluarkan status siaga di daerah pesisir pada siang hari tanggal 12 November 1970. Ketika badai mulai mendekati pantai, tanda peringatan disiarkan di radio-radio Pakistan.
Tanda bahaya itu dapat diterima oleh 90 persen penduduk di daerah pesisir tersebut, tetapi hanya sekitar satu persen saja yang mencari tempat perlindungan.
Pantai Teluk Benggala memang dikenal sangat rentan terhadap efek perubahan dari siklon tropis. Setidaknya telah terjadi enam siklon yang menghantam wilayah tersebut. Merusak berbagai wilayah dan fasilitas di dalamnya, termasuk menewaskan lebih dari 100 ribu orang.
Sumber: Priyono, Yunisa. 2010. Bencana-Bencana Terdahsyat Sepanjang Sejarah. Jakarta: Buku Kita