Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Badai Pasti Berlalu
2 April 2017 0:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Roy Marten menjadi pemeran utama dalam film “Badai Pasti Berlalu” kala itu.
ADVERTISEMENT
Badai Pasti Berlalu" berkisah seputar cinta segitiga antara Leo (Roy Marten), Siska (Christine Hakim), dan Helmi (Slamet Rahardjo). Siska patah hati karena tunangannya membatalkan perkawinan dan menikah dengan gadis lain. Ia kehilangan semangat hidup. Siska memutuskan keluar dari pekerjaannya dan hidup menyendiri. Hal itu berlangsung sampai dia bertemu Leo, teman Joni, kakaknya. Sebenarnya Leo mendekati Siska sekadar sebagai bahan taruhan dengan teman-temannya, untuk membuktikan bahwa ia dapat mencairkan hati Siska. Siska pun perlahan mulai kembali membuka hatinya. Namun di saat bersamaan Ia mengetahui ternyata dirinya hanya dijadikan bahan taruhan.
Kesalahpahaman membuat Siska menjauh dari Leo. Kemudian muncul Helmi, karyawan ayah Siska. Helmi memeras Siska dengan ancaman akan membeberkan hubungan gelap Ayah Siska kepada Ibu Siska bila Siska tak menerima lamarannya. Siska akhirnya menikah dengan Helmi, namun rumah tangga mereka tidaklah harmonis. Kematian anak mereka pun membuat Siska berhasil bangkit dan melawan suaminya yang pemeras
ADVERTISEMENT
Film Badai Pasti Berlalu diangkat dari novel yang be sama berjudul "Badai Pasti Berlalu" karya Marga T. Awalnya menjadi cerita bersambung di harian Kompas. Karena banyak diminati, Marga T pun menerbitkan sebuah novel pada 1974. Begitu dirilis novel itu meledak di pasaran. Angka penjualannya menembus 24.000 eks. Badai Pasti Berlalu menjadi film terlaris sepanjang 1978-1979 dengan jumlah penonton 212.551 orang. Badai Pasti Berlalu pun memperoleh Piala Citra pada FFI 1978 di Ujung Pandang dan Piala Antemas FFI 1979 kategori film terlaris
Sumber foto : indolawas.blogspot.com