Konten dari Pengguna

Baju Tidur Eropa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
3 Mei 2017 22:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada perkembangannya baju tidur hingga abad ke-19 hanya bisa dimiliki mereka yang mampu saja.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar penduduk mengenakan dalaman pakaian Eropa atau disebut Chemise yang dirangap dengan kemeja ketika mereka hendak tidur.
Pada masa pemerintahan Ratu Victoria, pakaian tidur terpisah lebih banyak dikenakan. Gaun tidur putih perempuan berbentuk longgar dengan hiasan kerah tinggi, yoke, dan manset dalam.
Akhir abad ke-19 muncul piyama sebagai baju tidur pria. Orang-orang borjuis sering kali memberikan inisial, atau lambang, mereka yan dibordir pada pakaian tidur. Piyama pada 1920-an meski sering dipakai oleh pria tetapi mulai digunakan juga oleh para perempuan sebagai pakaian pantai, kemudian 1950-an piyama kembali lagi menjadi pakaian malam khas ibu rumah tangga.
Selain itu pada 1930-an muncul pula gaun tidur untuk para kaum hawa, namun karena tampilannya yang cukup glamor untuk sebuah pakaian tidur, hanya mereka yang ‘mampu’ membelinya saja yang biasanya memkai gaun tidur. Pada pergantian abad ke-20 istilah Lingere mulai dipakai.
ADVERTISEMENT
Sumber : Reynolds, Helen. 2010. Mode Dalam Sejarah: Pakaian Dalam. Jakarta : KPG
foto : www.polyvore.com