Konten dari Pengguna

Bandar Lamuri, Jalur Pelayaran Andalan di Aceh Tempo Dulu

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
14 Desember 2020 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aceh tempo dulu. Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Aceh tempo dulu. Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bandar Lamuri adalah bandar tua yang terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera, di pintu masuk Selat Malaka yang terkenal sangat ramai lalu lintas pelayarannya. Lokasinya yang strategis sebagai jalur pelayaran dari India ke Cina ini, menjadikan Bandar Lamuri dahulu merupakan salah satu bandar terpenting. Ketika kerajaan Islam berdiri nama bandar ini berubah menjadi Aceh Darussalam.
ADVERTISEMENT
Mengenai letak lokasinya secara persis, hingga saat ini masih jadi perdebatan di antara para pakar sejarah karena tidak adanya satupun sumber literatur sejarah yang pernah menginformasikannya. Namun merujuk cerita turun-temurun, letak bandar ini ditengarai berada di sekitar Aceh Besar dan Banda Aceh.
Keberadaan bandar tua ini telah disebut-sebut dalam sebuah prasasti dari India. Prasasti Rajendracola dari Tanjore dari 1030 Masehi. Prasasti itu menyebut Lamuri dengan istilah Ilamuridesam. Ketika Rajendra Chola menyerang Sumatra, ia menghadapi resistensi dari pasukan setempat secara dahsyat. Menurut prasasti ini, meskipun Lamuri mempunyai kekuatan besar, orang-orang Chola menyebutnya dengan istilah “desa.”
Sumber: Wikimedia Commons
Bandar Lamuri atau Bandar Aceh Darussalam, kemudian hari menjadi Banda Aceh adalah tempat berkumpulnya para saudagar yang berasal dari berbagai bangsa seperti Cina dan Tamil. Adanya komunitas saudagar Tamil diketahui dari sebuah prasasti beraksara Grantha dan berbahasa Tamil yang ditemukan di Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan tipografinya, yaitu tata huruf yang digunakan, prasasti ini agaknya sezaman dengan prasasti batu yang ditemukan di Barus yang berasal dari 1088 Masehi. Sayangnya prasasti Tamil dari Banda Aceh ini hingga kini belum bisa dibaca, namun bicara penanggalan berdasar tipografinya diperkirakan berasal dari sekitar abad yang berdekatan.
Sumber: Wikimedia Commons
Secara geografis bandar ini sebenarnya sangat ideal bagi sebuah pelabuhan. Pasalnya, selain terletak di sebuah teluk tempat bermuaranya sungai, juga terlindung dari angin dan gelombang ombak besar. Di depannya terdapat tiga buah pulau. Tetapi justru pulau-pulau itu sangat mengganggu pelayaran masuk menuju bandar tua itu.
Sumber artikel: indonesia.go.id