Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Bandara Kemayoran: Dari Fasilitas Transportasi ke Cagar Budaya dan Sentra Seni
31 Desember 2020 19:08 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran Kementerian Sekretariat Negara sebagai pengelola resmi areal bekas Bandara Kemayoran berupaya merawat bangunan bekas bandara termasuk relief-relief karya para seniman.
ADVERTISEMENT
Dibantu oleh keluarga para seniman yang terlibat dalam pembuatan relief di tahun 1957 itu, mereka mengajak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk ikut melestarikan produk seni tersebut dari tindakan vandalisme dan menjadikan bangunan bekas bandar sebagai cagar budaya nasional.
Ide itu kemudian disambut Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan menggelar Konservasi Karya Seni Rupa di Ruang Publik: 3 Karya Seni Relief Eks Bandara Kemayoran, akhir April 2019.
Sebelum kegiatan digelar, tim khusus dibentuk untuk melakukan restorasi terhadap karya seni. Ditjen Kebudayaan Kemendikbud pun setuju untuk mengajukan bekas bangunan bandara berikut karya seni yang ada di dalamnya sebagai cagar budaya.
Presiden pertama Indonesia ini dikenal memiliki apresiasi yang tinggi terhadap seni. Sudah tak terbilang banyaknya ide-ide seni yang telah diwujudkan dalam bentuk bangunan modern atau karya seni lainnya dengan cita rasa tinggi. Salah satunya adalah pahatan dalam bentuk relief di tembok beton yang dulu berada di ruang tunggu VIP Bandar Udara Internasional Kemayoran, Jakarta. Kini Bandara Kemayoran sudah tidak lagi beroperasi.
Ide pembuatan karya seni relief ini didasari oleh kenyataan bahwa dahulu Bandara Kemayoran merupakan pintu gerbang Indonesia. Sebagai wajah Indonesia yang pertama kali dilihat oleh penumpang asing, maka bandara yang resmi beroperasi pada 6 Juli 1940 ini perlu menunjukkan identitas dan budaya Indonesia. Terlebih lagi sejak era pasca kemerdekaan kegiatan di bandara seluas 454 hektare ini semakin ramai terutama sejak menjadi bandara transit menuju Australia.
ADVERTISEMENT
Penumpang rute penerbangan internasional yang singgah untuk transit banyak meluangkan waktu bersantai di ruang tunggu VIP sebelum melanjutkan penerbangan. Ruang tunggu VIP ini sendiri berbentuk bangunan dua lantai dipenuhi koleksi mebel berukiran. Lokasinya berada di Terminal A.
sumber: indonesia.go.id