Konten dari Pengguna

Bekasi Sebagai Salah Satu Pusat Kerajaan Tarumanegara

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
19 Januari 2018 11:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bekasi tempo dulu (Foto: https://gardanasional.id/)
zoom-in-whitePerbesar
Bekasi tempo dulu (Foto: https://gardanasional.id/)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan isi Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu, Cilincing Jakarta, diketahui bahwa Raja Purnawarman memerintahkan untuk menggali kali Candrabhaga sampai ke istananya. Penggalian yang diperintahkan oleh Purnawarman tersebut dimaksudkan untuk menghindari banjir yang kerap melanda wilayah kerajaan Tarumanegara ketika musim hujan tiba. Selain itu juga penggalian dapat mengairi sawah dan ladang disekitar wilayah kerajaan.
ADVERTISEMENT
Bekasi berasal dari kata Candrabhaga, “candra” berarti bulan dan “bhaga” berarti bagian. Penyebutan Candrabhaga berubah menjadi Sehingga atau Bhagasasi. Kedua kata tersebut sering dilafalkan dengan disingkat “bhasi” yang kemudian berubah menjadi “Bekasi”. Candrabhaga atau Bekasi diduga merupakan salah satu pusat Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
Selain prasasti tugu yang ditemukan abad ke-5 sebagai sumber informasi berdirinya Bekasi, ditemukan juga tinggalan-tinggalan arkeologis di Buni berupa gerabah-gerabah, perhiasan emas, dan kubur manusia yang diperkirakan berasal dari abad ke-2 sampai abad ke-4 M. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah Bekasi sudah ada sebelum kerajaan Tarumanegara berdiri.
Bekasi menjadi bagian dari Kerajaan Sunda pada abad ke-14 sampai abad ke-16 M yang berpusat di Pakuan Pajajaran. Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane memiliki akses langsung menuju pelabuhan Sunda Kelapa. Hal tersebut menjadikan Bekasi sebagai kota yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dan sebagai kota transit untuk para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan dagang mereka.
ADVERTISEMENT
Peristiwa penyerbuan Kerajaan Mataram ke Batavia tahun 1628-1629, setelah kota tersebut jatuh ke tangan VOC, menjadi peristiwa yang penting bagi masyarakat Bekasi. Kedatangan tentara Mataram yang memiliki kebudayaan Jawa, banyak mempengaruhi kebudayaan masyarakat Bekasi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Bekasi menjadi salah satu distrik Regentschap Meester Cornelis berdasarkan staatsblad 1925 No. 383 tanggal 14 Agustus 1925. Distrik tersebut terbagi menjadi empat distrik, yaitu Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi, dan Cikarang. Ketika masa pemerintahan Hindia Belanda, secara formal Bekasi dikenal sebagai salah satu ibukota pemerintahan setingkat kewedanaan.
Sumber : Eddy Sunarto. 2011. Profil Peninggalan Sejarah dan Purbakala di Jawa Barat (Edisi Revisi). Bandung : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.