Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Benteng VOC di Maluku, Saksi Sejarah Perdagangan Rempah pada Masa Lalu
29 Maret 2021 21:07 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Antara abad ke-16 hingga abad ke-17, rempah memiliki daya jual yang tinggi menjadikan alasan utama bangsa Eropa untuk datang mencari ke daerah produksi rempah-rempah demi mendapatkan harga yang murah. Selain digunakan untuk bahan pengawet makanan, pengharum ruangan, dan bahan untuk obat-obatan, rempah juga digunakan untuk ramuan penghangat tubuh bagi masyarakat Eropa.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai catatan para penjelajah, Maluku merupakan sentra penghasil pala, lada, cengkeh, dan kayu manis yang pada masa itu merupakan jenis rempah-rempah yang paling dicari di dunia. Dalam perkembangannya kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia tidak hanya untuk kegiatan perdagangan, tetapi juga melakukan kolonisasi. Tujuan awalnya yang semula hanya mencari rempah-rempah dengan harga yang murah berubah menjadi keinginan untuk megeksploitasi kekayaan alam Nusantara demi kepentingan negaranya sendiri.
Sejarah mencatat beberapa bangunan benteng peninggalan kolonialisme VOC di Maluku. Pada awalnya, benteng-benteng yang dibangun difungsikan sebagai pos perdagangan untuk menyimpan berbagai komoditi, pusat pertahanan, sekaligus pula dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman dan pemerintahan.
Beberapa diantaranya ialah Benteng Nieuw Victoria yang dibangun di pusat kota Ambon pada tahun 1575 M. Pada awalnya benteng ini diberi nama Nossa Sendora Da Anuciada oleh Portugis, tetapi setelah jatuh ke tangan Belanda melalui VOC, benteng ini berubah nama menjadi Nieuw Victoria.
ADVERTISEMENT
Di dalam benteng, VOC membangun beberapa bangunan yang dimanfaatkan untuk kepentingan militer, diantaranya adalah barak, gudang senjata, gudang peluru, dan lainnya. Bangunan yang masih ada hingga kini adalah pos prajurit penjaga dan gudang senjata. Pada bagian atas dinding gerbang terdapat gambar kapal bertuliskan Ita Relinquenda Ut Accepta yang merupakan tulisan pada koin Belanda yang beredar sekitar tahun 1792 M.
Selain itu terdapat gambar singa dan lambang VOC yang diapit oleh tulisan anno.c yang berarti “sejak” dan MDCCLXXV yang merupakan angka Romawi tahun 1775 yang merupakan tahun benteng itu diperbaiki dan diperbesar juga sekaligus pergantian nama menjadi Benteng Nieuw Victoria.
Selain itu, terdapat Benteng Amsterdam yang dibangun oleh VOC sejak abad ke-17 di pesisir utara Pulau Ambon. Benteng ini dibuat terkait kebijakan monopoli cengkeh di Nusantara. Benteng lainnya yang terdapat di Provinsi Maluku ialah Benteng Belgica dan Benteng Nassau yang berfungsi untuk melindungi kepulauan penghasil pala dari kekuatan asing yang berpotensi mengganggu monopoli.
ADVERTISEMENT
Terdapat juga Benteng Duurstede yang menjadi saksi perlawanan Kapitan Pattimura dan rakyat Saparua terhadap VOC. Pembangunan benteng merupakan usaha awal bangsa Eropa untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Keberadaan benteng-benteng peninggalan bangsa Eropa menjadi bukti sejarah bahwa Maluku pernah menjadi pusat kejayaan rempah-rempah di Nusantara.
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id