Budaya La Tene, Budaya Kuno yang Dominan di Eropa Tengah pada Era Sebelum Masehi

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
16 April 2021 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Budaya La Tène adalah suatu budaya kuno yang pernah hidup di kawasan Eropa Tengah sekitar tahun 450 hingga 50 SM. Nama budaya ini dinamai sesuai nama situs di tepi utara Danau Neuchâtel di Swiss.
ADVERTISEMENT
Budaya La Tene menggantikan budaya Hallstatt yang sudah ada sebelumnya sekitar tahun 1200 sampai 450 SM sebagai budaya dominan di Eropa Tengah. Kawasan penemuan artefak budaya La Tène membentang meliputi Eropa barat dan tengah, mulai dari Irlandia hingga ke Rumania.
Periode La Tène sering disamakan dengan pertengahan Zaman Besi Celtic, karena keberadaannya berada di wilayah yang ditempati oleh penutur bahasa Keltik. Budaya La Tène mengalami kemunduran setelah penaklukan Gaul oleh Julius Caesar (100-44 SM) pada pertengahan abad ke-1 SM.
Sumber: Wikimedia Commons
Nama 'La Tène' kerap disamakan oleh beberapa arkeolog dan sejarawan pada apa yang sekarang lebih sering kita sebut 'Celtic', terutama dalam kaitannya dengan budaya material, khususnya seni. Namun, kedua istilah tersebut menimbulkan perdebatan karena di Eropa banyak ruang dan waktu sejarah yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Dapat dikatakan bahwa ada perubahan budaya dan agama di masyarakat Eropa tengah selama Zaman Besi. Istilah budaya Hallstatt, budaya La Tène dan budaya Celtic tetap berguna untuk membedakan fase perkembangan budaya yang berbeda di wilayah ini dari abad ke-13 SM hingga perluasan kekaisaran Romawi dari abad ke-1 SM hingga periode abad pertengahan.
Sumber: Wikimedia Commons
Budaya Hallstatt dahulu dominan di Eropa Tengah dari tahun 1200 sampai c. 450 SM (Zaman Perunggu Akhir hingga Zaman Besi Awal). Kadang-kadang disebut budaya proto-Celtic, masyarakat budaya Hallstatt berkembang pesat berkat eksploitasi alam dan perdagangan sumber daya lokal seperti garam dan besi.
Lalu budaya La Tène sepenuhnya menggantikan masyarakat budaya Hallstatt. Dalam beberapa kasus, wilayah permukiman Hallstatt terus diinvasi pada periode La Tène seperti wilayah Hohenasperg di Jerman selatan.
ADVERTISEMENT
Sumber: worldhistory.org