Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Bukti Ritual Penyembahan Berhala Bangsa Nordik di Jelling
10 Januari 2019 11:28 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gundukan makam dan batu-batu runic di Jelling membuktikan adanya praktek pemujaan berhala yang dilakukan oleh kaum Nordik. Hal itu menunjukkan warisan budaya masyarakat Jelling yang belum terpengaruhi oleh kepercayaan lain. Sehingga menjadi contoh yang luar biasa bagi besarnya peradaban suatu masyarakat.
ADVERTISEMENT
Masih di area yang sama, terdapat batu-batu runic lain, dan gereja kayu yang menggambarkan proses masuknya agama Kristen. Para sejarawan memperkirakan Kristenisasi orang-orang Danish di Jelling dilakukan pada pertengahan abad ke-10.
Adanya bukti sejarah berupa batu, makam, dan gereja itu mejadi gambaran yang unik dari trasisi agama lokal bangsa Nordik menjadi Kristen, yang sangat berkaitan dengan berdirinya negara Denmark di kemudian hari.
Satu dari dua gundukan makam di dekat gereja, diperkirakan adalah makam Raja Gorm, yang jasadnya dipindahkan oleh putranya, Raja Harald Bluetooth, ke dalam gereja. Sehingga dipastikan bahwa di gundukan makam itu tidak terdapat jasad sang raja.
Sedangkan, gundukan makam yang lebih kecil dari Raja Gorm, merupakan simbol keberadaan istrinya, Ratu Thyre, yang sama-sama dipindahkan ke dalam gereja oleh Raja Harald.
ADVERTISEMENT
Keunikan dari makam Raja Gorm adalah adanya ukiran naga Nordik di satu sisi, sementara sisi lainnya menggambarkan sosok Yesus Kristus. Makam itu menunjukkan adanya perpaduan dua kepercayaan bangsa Nordik yang menakjubkan.
Selain gundukan makam, di dekat area gereja pun terdapat batu runic yang berisi catatan mengenai usaha politis Raja Herald mempersatukan wilayah Denmark, Swedia, dan Norwegia, serta proses Kristenisasi bangsa Danish.
Keunikan lain yang ditemukan para arkeolog dari makam itu adalah sebuah bilik kamar yang diperkirakan dibangun pada zaman Perunggu awal. Bilik kamar itu berada di bawah gundukan makam Raja Gorm dan Ratu Thyre, dan berfungsi sebagai makam.
Ketika penggalian awal dilakukan pada 1820, kamar makam itu telah terbuka. Sebagian besar isinya telah dipindahkan, tetapi beberapa ornamen yang ada di dalamnya menunjukkan kamar makam itu telah menjadi tempat pemujaan berhala pada pertengahan abad ke-10 oleh bangsa Viking.
ADVERTISEMENT
Salah satu batu runic yang ada di Jelling dibuat untuk mengenang istri Raja Gorm, Ratu Thyre, yang meninggal dunia sebelum sang raja. Setelah Gorm meninggal, batu runic itu ditempatkan di antara gundukan makamnya, dan makam Thyre.
Setelah Denmark dan Norwegia bersatu, dan ajaran Kristen diperkenalkan di Denmark, Raja Harald membuat batu runic lain yang berisi catatan keberhasilannya membangun politik di negeri itu. Harald juga kemudian membangun sebuah gereja kayu, dan memindahkan jasad kedua orangtuanya ke dalam gereja.
Saat pertama didirikan, gereja kayu yang ada di Jelling merupakan bangunan keagamaan terbesar di wilayah Skandinavia, dan menjadi yang pertama di wilayah tersebut.
Berbagai bukti arkeologis yang ada menunjukkan bahwa gereja kayu itu dibangun pada abad ke-10, sekitar tahun 960, masa pemerintahan Raja Harold yang telah menyebarkan agama Kristen di Denmark.
ADVERTISEMENT
Kawasan Jelling pun ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia di Denmark yang keberadaannya sangat mempengaruhi perjalanan kebudayaan negara itu hingga saat ini.
Sumber: Perwito Mulyono, dkk. 2009. World Heritage Nature & Culture Volume 6. Surakarta : Batara Publishing.
Foto: commons.wikimedia.org