Konten dari Pengguna

Bustan Al Katibin, Kitab Tata Bahasa Melayu Pertama

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
9 November 2020 19:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bustan Al Katibin, Kitab Tata Bahasa Melayu Pertama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kitab yang berjudul lengkap Bustanu al-Katibin li’s-Sibyan al-Muta’allimin (Kitab Perkebunan Jurutulis bagi Kanak-kanak yang Hendak Belajar) adalah tulisan yang paling awal mengenai Bahasa Melayu. Kitab tersebut disusun oleh orang Melayu, yaitu Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Karya ini selesai dikarang pada tahun 1267 Hijriah, bersamaan dengan tahun 1850 Masehi. Selain Bustan al-Katibin ini ada lagi karya Raja Ali Haji tentang bahasa Melayu yaitu Kitab Pengetahuan Bahasa: Kamus Loghat Melayu Johor, Pahang, Riau dan Lingga yang ditulis pada tahun 1275 H atau 1858 Masehi. Tetapi dicetak kira-kira 69 tahun kemudian yaitu tahun 1345 H atau 1927 M.
ADVERTISEMENT
Karya-karya tentang bahasa Melayu oleh Raja Ali Haji ini merupakan warisan yang amat berharga karena menjadi penyambung tradisi pengkajian bahasa pada masa Islam. Bustan al-Katibin dihasilkan ketika beliau berumur kira-kira 40 tahun (1850M) tatkala Kitab Pengetahuan Bahasa ditulis kira-kira delapan tahun kemudian (1858 M).
Ada beberapa versi naskah Bustan al-Katibin, di antaranya yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda, kode (Kl 107). Saat ini naskah tersebut telah di-scan dalam bentuk slide (salindia). Pada halaman terakhir kitab tersebut tercatat tarikch penulisannya, yaitu “Telah selesailah mengarang kitab ini pada sembilan belas hari nilan Zulka’idah pada hari Ithnin, waktu dhuha, sanat 1267 (Hijrah) (1850 Masehi) di dalam Mahkamah di Negeri Riau”. Tebal naskahnya 80 halaman yang ditulis tangan dalam tulisan Jawi (Arab Melayu) yang berbentuk gaya khat nasytalik yang tegao, seimbang, dan konsisten.
Ada pula naskah Bustan al-Katibin lainnya yang tersimpan di perpustakaan School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London. Naskah ini merupakan hasil cetakan, berbeda dengan naskah yang tersimpan di Leiden. Naskah di SOAS ini memiliki 76 halaman dalam bentuk berjilid. Kitab yang sudah dicetak ini kemungkinan besar dihasilkan setelah naskah Busan al-Katibin selesai ditulis oleh Raja Ali Haji, juga produksi kitab cetakan ini dihasilkan saat Raja Ali Haji masih hidup.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, naskah yang tersimpan di perpustakaan Universitas Cambridge adalah yang berbentuk cetakan. Kemudian ada dua naskah yang tersimpan di Museum Pusat Jakarta, namun kondisinya sudah rusak sehingga tulisannya sulit terbaca. Menurut Mohd. Taib Osman, ada naskah lagi yang ditemukan di Riau yang berbeda dengan kedua naskah di Jakarta.
Kitab Bustan al-Katibin oleh Raja Ali Haji dibagi tiga bagian, yaitu Mukadimah (Pendahuluan), Pasal-pasal berjumlah 30, dan Khatimah yang merupakan penutup. Pada bagian mukadimah dijelaskan tentang kelebihan ilmu, akal, adab, dan budi bahasa. Kemudian bagian pasal-pasal menjelaskan perkara ejaan Jawi bahasa Melayu; kelas kata yang dibagi dalam tiga golongan: isim (kata kerja), fi’il (kata kerja), dan harf (kata partikel). Ada pula uraian tentang klausa, frasa, aturan sintaksis dan pembahasan tata bahasa lainnya.
Sementara itu pada bagian akhir (khatimah), terdapat pesan-pesan. Pertama, kepada penuntut ilmu supaya mematuhi segala adab dan peraturan menuntut ilmu. Kedua, kepada para guru dianjurkan supaya mengajar secara tertib mengikut segala susunan bab dan pasal-pasalnya. Ketiga, kepada para penyalin kitab supaya tidak mengurangi atau melebihi segala kandungan kitab dan memohon doa kepada Allah agar diampuni pengarangnya.
ADVERTISEMENT
Pada bagian paling akhir kitab, Raja Ali Haji mengakhiri tulisannya dengan salawat dan salam kepada Rasulullah s.a.w. dan keluarga serta sahabatnya dan bersyukur kepada Allah S.W.T.