Konten dari Pengguna

Charles Darwin dan Perjalanan Mencari Kebenaran

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
21 Februari 2018 10:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Charles Darwin dikenal sebagai seorang ilmuwan yang berhasil mengubah pandangan dunia tentang evolusi makhluk hidup. Ia dilahirkan di Shrewsbry, Inggris, pada 12 Februari 1809. Ketika menginjak usia 16 tahun, Charles Darwin diterima di Universitas Edinburg untuk belajar ilmu kedokteran. Namun menurutnya, ilmu kedokteran dan ilmu anatomi yang dipelajarinya sangatlah membosankan.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa waktu mempelajari ilmu kedokteran, Charles Darwin memilih untuk pindah ke Cambridge untuk belajar ilmu kependetaan. Di Cambridge, ia melakukan berbagai aktivitas diluar kuliahnya, seperti berkuda dan menembak, yang dinilai lebih menarik ketimbang pelajarannya. Terlihat bahwa Charles Darwin sangat cepat memahami berbagai ilmu, tetapi cepat pula bosan.
Meski begitu, Charles Darwin berhasil mengesankan salah satu profesornya dengan berbagai hipotesisnya mengenai alam, sehingga ia mendapatkan satu tempat sebagai ahli alam dalam penjelajahan di H.M.S. Beagle. Perjalanan ini menjadi salah satu perjalanan laut paling bermanfaat sepanjang sejarah ilmu pengetahuan Barat dan menjadi perjalanan awal Charles Darwin dalam membuka pandangannya terhadap perjalanan mencari kebenaran keberadaan makhluk hidup.
Charles Darwin memulai pelayaran bersama Beagle tahun 1831 di usianya yang masih 22 tahun. Perjalanan Beagle mengelilingi dunia membutuhkan waktu lima tahun, menyusuri garis pantai Amerika Selatan, menjelajahi Kepulauan Galapagos, serta mengunjungi pulau-pulau di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Atlantik Selatan. Selama perjalanan mengelilingi dunia ini, Charles Darwin melihat banyak fenomena alam, mengunjungi berbagai macam suku-suku primitif, menemukan fosil dalam jumlah yang sangat banyak, dan mengamati sejumlah spesies tumbuhan dan hewan di berbagai tempat. Tak lupa ia pun membuat catatan perjalanan tentang segala hal yang diamatinya. Catatan-catatan inilah yang menjadi dasar semua karya-karyanya, serta dasar pemikirannya untuk mempertahankan teorinya mengenai perjalanan makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Charles Darwin mengakhir perjalanannya pada 1836 dan kembali ke kampung halamannya untuk membuat hipotesis-hipotesisnya menjadi sebuah teori. Pada 1837, Charles Darwin mulai meyakini bahwa spesies-spesies hewan dan tumbuhan tidak langsung dalam bentuk sempurna, tetapi berevolusi sepanjan sejarah geologis bumi. Saat pertama kali membuat hipotesis, ia tidak tahu apa yang menyebabkan perubahan terjadi pada makhluk hidup. Lalu ia membaca sebuah buku karya Thomas Malthus yang berjudul "An Essay on the Principle of Population," dan mendapat pandangan tentang seleksi alam melalui persaingan untuk bertahan hidup.
Charles Darwin mendapatkan banyak reverensi dari laporan yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace, seorang ahli alam Inggris yang berada di Hindia Timur, mengenai teori tentang evolusi. Teori yang dibuat oleh Wallace ternyata sejalan dengan pemikiran Charles Darwin sehingga mereka membuat laporan bersama. Kemudian Charles Darwin membuat sebuah buku berjudul "The Origin of Species," dan membuat kehebohan besar di antara para ilmuwan alam dunia. Perdebatan mulai bermunculan atas teor Charles Darwin mengenai evolusi makhluk hidup, ada yang menentang dan ada pula yang mendukung teorinya. Pada 1871 Charles Darwin menerbitkan The Descent of Man dan Selection in Relation to Sex, yang mendukung pemikirannya tentang asal usul manusia berasal dari makhluk yang mirip kera. Buku itu membuat perdebatan akan teori Darwin semakin meluas, baik di antara para ahli, maupun masyarakat awam.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, bahkan setelah Charles Darwin wafat, teori Evolusi Darwin mulai dapat diterima oleh berbagai kalangan, terutama para ilmuwan alam. Teorinya itu dapat mengubah seluruh bidang biologi, dan memunculkan berbagai teori baru dari pemikiran ilmuwan setelah Darwin. Seleksi alam yang digunakan oleh Darwin dalam teori evolusinya dapat diterapkan pada bidang-bidang ilmu pengetahuan yang luas, seperti antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Bahkan teorinya itu dapat berpengaruh kepada kepercayaan seseorang, dan pemikiran religius mereka.
Sumber: Hart, Michael H. 2016. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Jakarta: Noura.
Charles Darwin (Foto: Pixabay)