news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Chevalier d'Eon, Transgender Pertama di Eropa yang Berakhir Tragis

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
25 Februari 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Chevalier d'Eon. | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Chevalier d'Eon. | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Chevalier d'Eon merupakan salah satu tokoh paling misterius dan menarik dalam sejarah. D'Eon dikenal sebagai seorang diplomat Perancis, mata-mata, freemason, dan tentara yang berperang dalam dalam Perang Tujuh Tahun di Eropa.
ADVERTISEMENT
D'Eon dikenal memiliki keterampilan alami dalam hal meniru, hal tersebut tentu saja membantu ketika ia berperan sebagai seorang mata-mata. D'Eon lahir dan tumbuh sebagai seorang lelaki, namun selama 49 tahun ia bekerja sebagai wanita. Karena saat Chevalier d'Eon berhasil menyusup ke istana Ratu Elizabeth dari Rusia, dia hadir sebagai seorang wanita.
Selama 33 tahun, d'Eon kerap berpakaian sebagai seorang wanita, karena saat berada di Rusia, Ratu Elizabeth memang sering mengadakan 'drag balls' (lantai dansa) yang wajib mengenakan gaun, terlepas dari jenis kelamin mereka.
D'Eon lahir dari keluarga bangsawan di Tonnere, Burgundy, Prancis pada tahun 1728 dengan nama lengkap Charles Geneviève Louis Auguste André Timothée d'Eon de Beaumont. Tumbuh dan menikmati mudanya yang begitu menyenangkan tanpa ada hal atau petunjuk kalau dirinya kelak akan menjadi seseorang yang luar biasa dalam sejarah.
Chevalier d'Eon. | Wikimedia Commons
Chevalier d'Eon merupakan anak yang cerdas untuk ukuran anak seusianya, ia selalu unggul di sekolahnya. D'Eon lantas pindah dari ke Paris pada tahun 1743, dan lulus sebagai mahasiswa hukum perdata di Collège Mazarin pada tahun 1749, ketika menginjak usia ke-21 tahun.
ADVERTISEMENT
Selapas mendapat gelar pendidikannya, d'Eon memulai kariernya menjadi sekretaris Bertier de Sauvigny, kemudian ia diangkat sebagai pegawai negeri sipil di Paris. Tidak lama berselang, karier d'Eon semakin meningkat dan menjabat sebagai sekretaris administrator departemen fiskal, dan diangkat sebagai sensor kerajaan untuk sejarah dan sastra oleh Malesherbes pada tahun 1758.
Ketika bekerja sebagai pegawai negeri sipil Paris, pada tahun 1756 d'Eon resmi bergabung dengan jaringan rahasia yang disebut The Secret du Roi yang dipekerjakan langsung oleh Raja Louis XV tanpa sepengetahuan pemerintah.
Raja Louis XV. | Wikimedia Commons
Misi pertama organisasi dan d'Eon adalah memenangkan dukungan Ratu Elizabeth dari Rusia bersama Chevalier Douglas, serta lebih umum mempromosikan kepentingan Perancis di Rusia. Di sinilah awal mula perjalanan Chevalier d'Eon sebagai wanita.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Inggris dan Prancis sedang berselisih, di mana Inggris menutup akses Prancis ke Ratu Elizabeth dengan memberikan peraturan bahwa hanya wanita dan anak-anak yang bisa menyeberangi perbatasan. Hal itulah yang membuat d'Eon terpaksa menjadi seorang wanita.
Dalam misi ini, d'Eon menyamar sebagai wanita dan menjabat sebagai pendamping Ratu. Pada akhirnya, Chevalier Douglas menjadi duta besar Prancis untuk Rusia, dan d'Eon adalah sekretaris kedutaan di Saint Petersburg pada tahun 1756 hingga 1760.
Ketika Perang Tujuh Tahun meletus pada tahun 1760, d'Eon kembali ke Prancis untuk menjadi kapten dragoon (unit infantri berkuda) tentara Prancis. Setelah satu tahun menjadi bagian dari dragoon, dan Ratu Elizabeth meninggal pada 1762, d'Eon diangkat sebagai sekretaris duta besar perancis untuk Rusia, duc de Nivernais.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu pula, d'Eon ditugaskan oleh Raja Louis ke London untuk menjadi delegasi Prancis sebagai penyusun perjanjian damai Perang Tujuh Tahun antara Inggris dan Prancis. Perjanjian itu kemudian ditandatangani di Paris pada 10 Februari tahun 1763.
Pasukan dragoon. | Wikimedia Commons
Pada tahun yang sama, d'Eon mendapatkan penghargaan dengan gelar chevalier: penghargaan sebagai kesatria, atau bangsawan Prancis.
Setelah itu, dia ditugaskan sebagai duta intern di Inggris dan sekaligus menjadi mata-mata untuk mengumpulkan informasi dari Inggris.
Beberapa tahun berselang, hubungan d'Eon dengan pemerintah Prancis memburuk, ia mengancam untuk membocorkan dokumen-dokumen rahasia kepada Inggris. Beberapa upaya diluncurkan oleh otoritas Perancis untuk mengekstradisi d'Eon kembali ke Prancis.
Karena merasa terancam, pada tahun 1764, d'Eon memberikan peringatan pertama kepada Prancis dengan menerbitkan sebuah buku yang berisi semua korespondensi pribadi dengan keluarga kerajaan Prancis.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kenyataan bahwa ia merupakan bagian dari dragoon saat Perang Tujuh Tahun. Pada saat yang sama, rumor di Inggris mulai muncul mengenai sosok wanita dan kebiasaan D'Eon. Beberapa mengklaim bahwa ia berpakaian sebagai seorang wanita, secara teratur membeli korset wanita untuk dirinya sendiri.
Chelavier d'Eon. | Wikimedia Commons
Bahkan, ada isu bahwa d'Eon sebenarnya merupakan seorang wanita yang berpura-pura menjadi laki-laki agar bisa menjadi seorang tentara.
Akhirnya, kesepakatan terjalin antara d'Eon dan Prancis. D'Eon akan menerima semua hak pensiun yang menguntungkan dari Prancis dan dalam pertukaran dia akan menyerahkan semua dokumen yang bisa memberatkan pemerintah Prancis.
Namun, d'Eon akan tetap berada di London, diasingkan dari Prancis namun harus tetap memberikan laporan untuk Raja Louis. Setelahnya, d'Eon harus secara resmi mendeklarasikan gender-nya. Secara luar baisa gender-nya diklaim sebagai wanita selama sisa hidupnya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1777, ia akhirnya kembali ke Prancis, namun cerita sudah beredar bahwa Chevalier d'Eon adalah seorang wanita yang dibesarkan oleh seorang ayah yang putus asa mendapatkan seorang anak laki-laki.
Akhir hidupnya tidak semulus ketika saat itu muda, meski telah membantu perdamaian Perancis dan Inggris, d'Eon dianggap dianggap sebagai wanita. Dia harus menjalani persidangan dengan gaun dan make-up. Hidupnya di Perancis begitu menyedihkan, suara politiknya dibungkam, upaya bergabung dengan tentara diblokir, dipaksa pensiun dan memutuskan kembali ke Inggris pada 1785.
Untuk memenuhi kebutuhan dia mulai melakukan pementasan, dia bisa memukau penonton sebagai pejuang wanita pedang ganas. Sampai akhirnya dia cedera serius yang memaksanya pensiun dari dunia peran.
Ilustrasi d'Eon ketika berperan dalam pertunjukan. | Wikimedia Commons
Pada tahun-tahun terakhirnya, Chevalier d'Eon hidup dalam ketidakjelasan gender, dia hidup bersama seorang wanita tua di London dan semakin hilang dari publik. Hingga akhirnya ia meninggal pada tahun 1810. Saat diotopsi. Terlihat jelas bahwa d'Eon merupakan seorang laki-laki dengan organ vital yang masih lengkap.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: