Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Constantinus Agung dan Pertumbuhan Agama Nasrani di Eropa
27 Februari 2018 20:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Constantinus Agung merupakan kaisar pertama Romawi yang menganut agama Nasrani. Sebagai pemeluk agama Nasrani, Constantinus banyak membuat kebijakan penting yang mendorong pertumbuhan agama Nasrani, yang sebelumnya hanya sebuah sekte kecil, menjadi agama dominan di Eropa.
ADVERTISEMENT
Constantinus dilahirkan di Kota Naissius, di wilayah yang sekarang dikenal dengan Yugoslavia, pada 280 M. Constantinus menghabiskan seluruh masa mudanya di Nicomedia, sebuah istana tempat Kaisar Diocletus berada. Tahun 305, Diocletus turun tahta, dan digantikan oleh ayah Constantinus, bernama Constantius. Wilayah barat Kekaisaran Romawi berada di bawah kekuasaan Contantius, yang merupakan mantan perwira tinggi tentara Romawi, sehingga ia memiliki kekuatan militer yang hebat. Setelah Constatius wafat, Constantinus diangkat sebagai kaisar wilayah barat oleh pasukan-pasukannya. Namun beberapa jenderal menentang keputusan tersebut dan terjadilah perang internal di antara para jenderal. Tahun 312, pesaing terakhir Constantinus, bernama Maxentius berhasil dikalahkan pada pertempuran Jembatan Milvian.
Masih menjadi perdebatan di antara para ahli mengenai proses masuknya Constantinus ke dalam agama Nasrani. Tetapi ada sebuah kisah yang sangat terkenal, yaitu ketika malam sebelum pertempuaran di Milvian, Constantinus melihat sebuah salib yang menyala di langit yang diiringi bisikan “Dengan tanda ini, kamu akan menang”. Namun tetap tidak ditemukan bukti mengenai kapan dan bagaimana cara ia masuk ke Nasrani.
ADVERTISEMENT
Constantinus sangat berjasa dalam kemajuan agama Nasrani, salah satu tindakannya adalah dengan mengeluarkan Maklumat Milan. Melalui maklumat itu Nasrani menjadi agama yang diakui dan ditoleransi. Maklumat Milan juga mengatur pengembalian harta milik gereja yang sebelumnya dikuasai selama masa “penganiayaan”, dan juga menetapkan hari Minggu sebagai hari melaksanakan kegiatan keagamaan.
Constantinus sebenarnya tidak pernah menyatakan Nasrani sebagai agama resmi untuk Romawi. Tetapi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya banyak membantu pertumbuha agama Nasrani di negara itu. Seperti, selama kekuasaan Constantinus siapapun yang masuk ke Nasrani akan mendapat kenaikan jabatan dalam pemerintahan. Kebijakannya juga memberikan banyak hak istimewa dan kekebalan bagi gereja. Selain itu juga banyak dilakukan pembangunan gereja selama ia berkuasa, seperti Gereja Kelahiran di Bethlehem dan Gereja Tahta Suci di Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Constantinus juga mempunyai peran besar dalam sejarah internal gereja, seperti pengesahan Kredo Nicea yang kemudian menjadi doktrin ortodoks gereja. Doktrin ini berawal dari perselisihan antara dua ahli teologi Nasrani yang memiliki paham yang bertentangan, yaitu Arius dan Athansius. Constantinus kemudian mengadakan Konsili Nicea pada 325 M untuk mengahiri perdebatan itu.
Constantinus terlihat jelas mendukung pertumbuhan agama Nasrani melalui berbagai kebijakannya, tetapi ia memilih untuk tidak dibaptis, sebagai syarat masuk agama Nasrani, sampai menjelang akhir hayatnya. Selain itu Constantinus tidak meyakini hakikat spiritual keagamaannya. Constantinus termasuk penguasa yang kejam dan tidak berperikemanusiaan, sangat bertentangan dengan ajaran Nasrani, bahkan ia mengeksekusi istri dan putra sulungnya pada 326 M.
Sumber : Hart, Michael H. 2016. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Jakarta : Noura.
ADVERTISEMENT